Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
"Bermula dari Kuliah Kerja Nyata (KKN), dia jatuh cinta kepada sebuah desa di Ciseeng, Bogor. Ketika semua temannya ingin lekas-lekas menyelesaikan kuliah, wisuda, dan mencari kerja, dia malah kembali ke desa tempat dia KKN. Dia mengalami jatuh cinta yang absurd seperti cinta Majnun kepada Laila.
Apa yang membuat hatinya tertambat di sana? Desa itu tergolong miskin. Jalan menuju ke sana pun rusak berat, lebih-lebih kalau musim penghujan. Terpincut gadis desa yang cantik? Tidak juga. Sebagian besar gadis di desa itu hanyalah sekolah sampai SD. Setelah itu, mereka menikah, atau dinikahkan. Para pemudanya pun hanya satu-dua yang tamat SMA.
Itulah rupanya yang membuat dia enggan pergi. Dia ingin membantu anak-anak desa itu mengecap pendidikan yang lebih tinggi. Agar mereka berani menggantungkan mimpi setinggi bintang. Padahal, dia sendiri hanyalah mahasiswa miskin, yang kadang tak punya ongkos untuk berangkat kuliah. Bagaimana akhirnya dia bisa membangun gedung sekolah di desa itu?
Memoar inspiratif, kisah nyata perjuangan seorang pemuda mendirikan sekolah gratis bagi anak-anak pinggiran.
Aku bangga lulus sekolah dari yang didirikan dengan pengorbananÿdan perjuangan. Semoga aksi Kak Hadi bisa menstimulus banyak orangÿuntuk melakukan hal yang sama, menumbuhkan benih-benih kecilÿdi banyak pelosok desa.?
Asih Purnamasari, mahasiswi ITB, penerima beasiswa Pemda Jabar,ÿalumnus pertama Sekolah Alternatif Cendekia
Masyarakat butuh orang-orang seperti Hadi.?
Bahrul Hidayat, kiai dan tokoh masyarakat Babakan, Ciseeng-Bogor
Ada hal penting yang sering kita lupakan, yakni melatih anak-anak berani bermimpi.
Di Sekolah Cendekia, yang siswa-siswinya dari golongan ekonomi lemah,
keberanian bermimpi mendapat penekanan yang luar biasa.?
Setiyo Iswoyo, General Manager Yayasan Amal Khair Yasmin"