Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Sakurai Haruka, tahun ini ada di kelas 3 SD. Dia datang dari kota untuk menginap di rumah nenek, sebuah desa terpencil di kaki bukit, untuk menghabiskan liburan musim panas sekolah. Dia memang sudah bersemangat sejak awal, tetapi siapa sangka, ternyata ada yang membuatnya sangat penasaran sampai-sampai hatinya berdegup kencang.
Di dekat desa, terdapat sebuah kuil kecil yang selalu dikunjungi penduduk untuk memberikan penghormatan dan berdoa kepada Hakuyoshi-no-Kami, yang dipercaya selalu menjaga bukit dan desa.
Kami yang baik adalah Kami yang baik. Kami yang jahat adalah Kami yang jahat.
Begitu sepaham Haru—pemahaman sederhana anak kecil. Dia tak takut oleh perawakan Hakuyo yang dingin, galak, dan menjaga jarak dari manusia, seperti para penduduk desa. Haru yakin, Hakuyo baik. Nyaris setiap hari, dia mengunjungi kuil sambil berharap Hakuyo sedang menampakkan wujud agar mereka bisa mengobrol.
Namun, Hakuyo tetaplah sosok Kami yang dikatakan penduduk desa: dingin, galak, menjaga jarak dengan manusia. Lantas, apakah Haru akan menyerah? Ataukah memilih untuk menyeret paksa Hakuyo agar mau berbaur dengan penduduk desa?