Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Liliana mengingat kembali masa kecilnya. Masa ketika dia masih berumur sepuluh tahun. Waktu itu tanggal 13 Mei 1998, dua puluh lima tahun yang lalu sebuah unjuk rasa besar karena krisis ekonomi terjadi di kota Jakarta. Liliana terjebak bersama Nenek dan Tantan, anjing peliharaannya dalam unjuk rasa yang terjadi di depan toko dan rumahnya. Sementara keluarganya yang lain menghilang satu persatu. Kak Angela yang seharusnya kembali dari sekolah tidak kunjung pulang. Ayahnya yang berusaha menjemput Kak Angela dari sekolah juga tidak kembali. Kak Renata, seorang aktivis yang terlibat aksi demonstrasi sempat kembali ke rumah ketika dia mengetahui Ayah dan adiknya belum pulang. Kak Renata kembali pergi dari rumah untuk mencarinya. Di tengah keributan, Liliana kecil berusaha sendirian untuk menjaga toko dari penjarahan, dan harus bersembunyi di dalam rumah bersama Neneknya yang tua dan mengalami demensia. Di tengah keributan, Liliana belajar bahwa kemiskinan bisa mengubah seseorang, rasa putus asa terkadang mampu membuat orang yang baik menjadi jahat, kemelaratan terkadang lebih berbahaya dari ular yang paling berbisa. Saat malam, ketika keadaan menjadi lebih buruk dari yang Liliana duga. Ketika Liliana merasa putus asa, Liliana teringat perkataan Kak Renata padanya bahwa hal-hal buruk akan berlalu ketika malam berakhir.