Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Watak atau sifat dasar manusia memang susah untuk diubah tetapi semakin dewasa pemikirannya, seseorang akan bisa saling menjaga. Seperti persahabatan antara Arya dan Anton. Arya yang emosional bersahabat sejak kecil dengan Anton yang tenang dan cermat dalam segala hal. Mereka berdua tumbuh dan berkembang di lingkungan yang keras, sebuah Padepokan Silat Banyumeneng yang diasuh oleh kakek Arya.
Sang kakek berusaha keras mengajari Arya tentang filosofi sebuah gasing bambu untuk mengendalikan emosinya. Agar jiwa mudanya yang penuh gejolak dan keras harus tetap terlihat tenang dan berkualitas. Seperti gasing bambu, meski berputar sangat cepat dapat berdiri kokoh di atas tanah.
Karena sifat dasar Arya itulah, saat masih SMP mereka harus berurusan dengan seorang anak genk. Yang kelak akan menjadi sebuah jalan untuk menemukan pembunuh kedua orang tua Arya.
Kini mereka telah duduk di bangku SMA Delayota Jogja. Di sana Arya bertemu dengan Andini, adik kelas yang sebenarnya adalah Putri, gadis kecil yang diberinya gasing bambu dua tahun lalu di arena Sekaten Alun-alun Utara Jogja. Kisah mereka kemudian berlanjut kembali.
Mereka berdua juga bertemu kembali dengan anak genk itu. Genderang perang yang telah mereka tabuh waktu dulu kini menjadi sebuah pertarungan antara hidup dan mati. Sebagai bentuk penjagaan seorang sahabat, Anton selalu berusaha mengingatkan Arya agar bisa mengendalikan emosinya. Permasalahan Arya dengan anak Genk Butterfly dalam mencari pembunuh kedua orang tuanya mau tidak mau melibatkan Andini dan mengancam keselamatan jiwanya.
Kedewasaan berpikir Arya diuji saat dia harus berhadapan langsung dengan sang pembunuh kedua orang tuanya. Saat itu keputusan harus diambil oleh Arya tanpa melibatkan Anton. Dapatkah dia menjaga emosinya dan memenangkan pertarungan itu? Atau malah dia terjebak dalam api dendam yang akan menghancurkan dirinya sendiri?