Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Sesungguhnya, kami berdua bukanlah contoh yang patut dijadikan acuan. Apalagi panutan. Kami harap bahwa kamu dapat cermat saat membaca kisah kami ini. Ini kisah tentang takdir, tentang mimpi dan mungkin juga tentang cinta. Yang pasti, kami berdua tahu dengan sangat, kalau kami sama sekali tidak dapat mengendalikan kehidupan masing-masing.
Bagaimana hanya dengan sebuah kebetulan kecil dapat mengubah arah kehidupan kami untuk seterusnya. Bagaimana Dali bisa berperkara dalam hidup kami.
Salvador Dali, seorang pelukis nyentrik asal Spanyol yang pertama kali mengubah arah kehidupan kami. Kami tidak pernah bertemu dengannya karena kami dan dia, hidup di masa yang berbeda. Dan walaupun kami dapat tinggal pada masa yang sama dengannya, kecil kemungkinan bagi kami untuk dapat bertemu dengannya. Namun toh, dia tetap saja masih bisa mengubah kehidupan kami. Bukan hanya dia sebenarnya. Otong Koil, Mahatma Gandhi, bahkan Cepot pun turut serta berperan dalam alur hidup kami.
Mungkin memang benar, bahwa kami telah melakukan banyak sekali kesalahan dalam hidup. Tapi meski demikian, masih banyak orang yang menyebut kami beruntung. Apakah kami setuju? Mungkin ya dan mungkin juga tidak. Hidup bukan hanya selembar sketsa. Menurut kami, hidup adalah kumpulan sketsa yang terus bertambah lembarannya selama kehidupan ini masih berlangsung. Pengalaman, perubahan pola pikir, dan komunitas yang kerap berubah menciptakan kedinamisan sikap kami dalam menjalani hidup. Ada yang kami sayangnya harus disesalkan. Meski begitu, ada juga yang dapat kami sangat syukuri.
Tapi siapa juga kami? Kami berdua hanyalah dua karakter fiktif yang berperan di sebuah kisah yang juga fiktif. Kamulah karakter hidup yang sebenarnya. Dan bukankah sekarang, kamu juga yang sedang menjalani sebuah kisahmu sendiri?