Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kisah ini tentang petualangan seorang gadis muda dalam pencarian jati diri. Terjadi pada tahun 1998 sebelum merebaknya isu kesehatan mental. Ametisa Belia harus berjuang dengan depresi yang tidak ia mengerti.
Gemerlap lampu kota Jakarta menemani malamnya bersama Gian. Mereka berkeliling dengan sepeda dini hari, pedahal dia harus datang ke sekolah sebelum jam tujuh pagi.
"Non, kalau dekat dengan ayahmu, tidak mungkin kamu datang ke Haccotoro setiap jam dua pagi. Tidak usah kamu bingung memilih di antara Banyu atau Bumi. Sebab kamu tidak perlu pelarian kalau sosok penjaga dan pelindung itu terpenuhi, dan sosok yang kamu temukan pada Bumi, seharusnya ada pada ayahmu. Kamu bukan sekadar jatuh hati pada Bumi, tapi juga ketergantungan. Labelnya bukan hanya mantan dan cinta pertama, tapi laki-laki nomor satu yang kamu pikirkan tiap kamu dalam bahaya ... benar?"
Kepala gadis delapan belas tahun itu tak sadar besandar, dalam posisinya yang kini duduk miring di jok belakang sepeda tua milik Gian, gadis itu menatap ramai Ibu Kota. Namun entah kenapa, hatinya malah sunyi. Dan pendar lampu malam itu, mengejek sinar matanya yang sempat redup.