Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Aku masih menjalani hidup dengan teka-teki tentang Henry. Lelaki itu seperti sengaja tidak rela membiarkan aku hidup damai. Dia menarik ulur perasaanku. Ketika aku berhasil mengenyahkannya, maka dia akan kembali membujukku, mengirim pesan setiap tengah malam yang baru aku baca keesokan paginya, dan hal itu membuatku menyukainya kembali. Maksudku, membuatku lupa dengan segala perbuatannya yang tidak menyenangkan kepadaku selama ini.
Hubungan pertemananku dengan Henry membaik sekaligus memburuk. Seharusnya aku mengganti nomor WhatsApp-ku, memblokir akun Facebook-nya agar dia tidak lagi bisa menghubungiku. Namun, aku tidak pernah melakukan itu, sehingga kapan pun dia selalu bisa kembali. Dan tak bisa kupungkiri, aku tidak bisa tidak meresponnya. Kurasa aku memang benar-benar menjadi suka padanya dan hatiku telah dibutakan oleh rasa suka itu. Jadi, segala kejanggalan dan keburukan sifatnya yang nampak di depan mataku tertutup sudah.
Meskipun aku menyadari dalam hatiku telah tertanam sedikit rasa suka padanya—sebenarnya besar, namun aku punya batasan. Aku tahu dia telah menikah dengan dokter Rena, jadi hubungan kami hanya semacam teman tapi mesra. Itu pun hanya sebatas telepon. Lagi pula, meskipun percikan api cinta itu ada di hatiku, bukan berarti aku mengharap hubungan yang serius. Aku sendiri tidak yakin akan perasaanku padanya. Kurasa aku hanya masih penasaran saja tentang hubungan dia dengan dr. Rena dan apa yang dia inginkan dariku. Untuk itulah aku masih sabar menunggu dia menceritakan apa sebenarnya yang sedang terjadi dalam rumah tangganya.