Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
"Jati, rakitlah kapalmu sendiri." Pinta Bapak setelah ia dan anaknya memandangi berbagai kapal di dermaga yang menjadi objek pemandangan sunset Laut Merak, "Buat yang kuat, sekuat salah satu kata di namamu." tegas Bapak dengan menepuk bahu Jati pelan seolah baru saja menyalurkan pesan tadi sebagai amanah bagi anak sulungnya
Kala itu, Jati tidak sepenuhnya memahami maksud Bapak, tapi ia selalu mengingat kalimat itu dalam diri, ingatan, dan hatinya. Seolah telah terpatri kuat dan menjadi dasar energinya untuk mengarungi kehidupan yang akan datang. Jati sungguh tidak pernah melupakan kalimat itu.
*** Tahunan berlalu, Jati akhirnya menyadari satu hal. Bapak benar. Ia harus merakit kapalnya dengan kuat untuk mengarungi lautan yang tidak selamanya tenang. Banyak hal terjadi di dimensi itu. Ombak, badai, laut pasang dan berbagai hal lain bisa datang kapan pun hingga membuat sebuah kapal terancam ternggelam, atau sebaliknya bertahan.
Berbekal pesan tersebut, Jati melayarkan kapalnya meskipun berkali-kali ia harus terombang ambing di kehidupannya sendiri. Jati sungguh mengira bahwa kapalnya mampu mengarungi semua badai di kehidupannya, Ternyata ia salah. Ia akhirnya menyadari bahwa terdapat satu hal yang tidak mampu ia hadapi, yaitu konflik batinnya sendiri.