Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Entah kenapa Duljana kembali mengalami hal-hal mistis, padahal keterlibatannya dalam kasus keluarga Maydara sudah usai. Bahkan tidak hanya itu. Kini ia menjalani kehidupan penuh tekanan dan masalah yang datang bertubi-tubi. Sudah dua kali ia ditipu orang, pekerjaannya berantakan, ibunya jatuh sakit, pergaulannya rusak, usaha kecilnya bangkrut, sampai-sampai ia kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup. Belum lagi tekanan dari sisi batinnya sendiri, kian menjadi-jadi. Ketika kondisi Duljana bagaikan layangan putus karena tidak tahu lagi musti berbuat apa, ia didatangi sesosok makhluk gaib bercahaya putih yang menawarkan kekayaan besar kepadanya. Tentu saja dengan membawa satu syarat khusus yang wajib ia penuhi. Apakah pemuda introver itu memilih untuk menuntaskan masalah dengan menerima tawaran menjadi kaya raya, ataukah ia terus tenggelam dalam kepahitan hidup yang tak henti ia rasakan? Atau mungkin juga ia punya alternatif lain yang lebih menguntungkan? Temukan jawaban dalam novel yang pada awalnya berjudul 'Sang Pencari Kebenaran' ini.
*****
Dahulu gua berpikir, Tuhan sering banget berbuat kejam pada orang-orang baik. Namun setelah merenung lebih dalam, akhirnya gue sadar, bukan Tuhan yang kejam, tetapi dunia-lah yang kejam. (Duljana, saat melihat Aradhea terkapar tak berdaya)