Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Drafter, seperti profesi-profesi lainnya, mempunyai tugas dan tanggungjawab. Dan dia masih dari jenis yang sama dengan profesi-profesi lainnya juga yaitu: Seorang manusia.
Manusia dalam profesinya memiliki fungsi sosial. Fungsi ini yang dituntut oleh lingkungan sekitar dimana dia berada. Tidak peduli dia presiden atau seorang sinden. Pejabat atau tukang ketupat. Bankir atau tukang parkir. Semua sama. Ada tuntutan bagaimana mereka bisa memberi warna pada masyarakat.
Buku ini bercerita tentang perjalanan seorang Drafter. Tentu dengan kisah suka dan dukanya. Sebuah perjalanan tidak harus linear. Dia bisa berkelok-kelok. Kelokannya kadang tajam, kadang hanya sebuah belokan tak berarti.
Endapan ingatan hanya berisi beberapa keping cerita. Dan itupun tidak utuh. Beberapa bagian tersobek lupa.
Lupa memang sangat tajam. Dan juga kejam. Dia bisa merobek dan mencabik-cabik kenangan utuh sampai menjadi kerat-kerat kecil. Sehingga ingatan agak kesulitan untuk merangkainya.
Tak peduli kita memerlukan kenangan itu. Tetap saja lupa tidak kenal kasihan. Dengan kejamnya dia menggerogoti apa saja yang tersimpan lama. Meluluhlantahkan bangunan tua ingatan.
Setelah mencongkel memori dengan sekuat tenaga, akhirnya terkumpul juga kepingan-kepingan itu. Walau acak, tetapi ada hal yang menyatukan mereka semua.