Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Sebagaimana dalang intelektual Gestapu yang terkuak pasca Letkol Sukitman membeberkan lokasi penguburan 6 jendral dan seorang perwira TNI di lubang buaya, maka begitu pula sejarah harus dipulihkan atas nama kedaulatan bangsa.
Laksita Citta Gemani tidak terlibat pada tahun-tahun krisis Indonesia di masa silam, dia hanya penikmat sejarah yang ulung. Sampai kemudian "Tragedi Mei 1998" memaksanya menjadi bagian dari sejarah yang tidak lebih baik dari tumpukan kisah di balik tahun 1948 dan 1965.
Akankah Laksita mampu menjadi kompas kebenaran atas nama "saksi kerusuhan"--sebagaimana Letkol Sukitman yang menjadi sorotan publik pasca bebas dari penyandraan 1 Juni 1965?!
Jika keabsahan sejarah menitikberatkan pada obyektifitas, maka pengakuan dari pihak mana yang dapat dianggap bebas dari unsur subyektifitas?
Novela ini memang hanya fiksi historis yang kejadiannya tidak 100% sesuai dengan rentetan sejarah kerusuhan Mei 1998. Namun, alur cerita dalam novela ini adalah 100% kisah nyata yang diambil dari kesaksian berbagai pihak, mulai dari TNI, masyarakat sipil, sampai dengan mahasiswa dan aktivis "kiri".
#pulihkansejarah #menolakterprovokasi #divideetimpera #politikpecahbelah #strategiadudomba