Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Kebahagiaan seorang gadis bernama Anyelir adalah sederhana. Sesederhana saat ia ingin memperlihatkan pada semua orang jika ia tengah menjalin hubungan kasih dengan Byan tanpa harus menyembunyikan dari siapapun juga.
Byan merupakan seorang anak laki-laki yang diangkat oleh Oma Esih menjadi keluarga Anyelir, tepat seminggu setelah kedua orang tua Anyelir menjadi korban kecelakaan dan meninggal dunia.
Namun Anyelir harus menerima kenyataan jika ternyata kasih sayangnya dengan Byan tidak seindah yang ia inginkan.
Byan semakin tak tergapai, justru disaat cinta di hati Anyelir semakin berkembang.
Byan bahkan diam saat Emil melamar Anyelir, walau kenyataannya Emil pun memilih meninggalkan Anyelir. Dalam keputusasaan, Anyelir meminta Rizaldy menikah dengannya.
Anyelir dan Rizaldy sama-sama berjuang untuk keutuhan rumah tangga mereka. Belum lagi sosok wanita bernama Muthia yang menyimpan rasa pada Rizaldy.
"Dengar Anyelir!" "Hanya Tuhan yang tahu, seberapa inginnya aku membawamu kabur dan hidup berdua denganku selamanya!" Ucapan Byan membuat Anyelir mematung. "Hanya berdua, kamu dan aku!" lirihnya kemudian dengan raut sedih, sambil menghabiskan pandangannya kepada kedua kelopak mata Anyelir secara bergantian. "Kalau gitu lakukan! Tunggu apalagi, bawa aku kabur dari sini!" Anyelir menghiba dengan berurai air mata.