Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Balkon gedung apartemen yang menjadi tempatku meminum secangkir kopi susu hangat, merupakan tempat terbaik di kota ini, menurutku. Karena di sini aku bisa langsung memandang orang-orang yang lalu-lalang beraktifitas. Paris, kota yang selama ini aku impi-impikan. Sejak Sekolah Menengah Atas aku sudah mendambakan belajar di Paris dan pada akhirnya impianku tersebut bisa terwujud. Walaupun tidak secepat yang kukira. Dua tahun aku menjalani kuliah S2, tidak terasa selesai sudah waktuku untuk belajar di sini. Malam ini adalah malam terakhirku memandang indahnya kehidupan di tanah rantau, karena besok aku sudah harus kembali ke negara asalku. Perasaanku senang bercampur sedih. Senang karena sebentar lagi aku bisa berkumpul dengan teman-teman baikku. Tapi sedih karena harus meninggalkan kota ini. Tidak apalah, lain waktu semoga bisa kemari lagi. Lamunanku terhenti karna dering panggilan masuk di handphone, "Hello.? Sure? Ohhh okey.. I"ll be there." Suara resepsionis lobi apartemen di sebrang telepon. Ada buket bunga yang ditujukan untukku, lagi. Hampir setiap hari aku mendapat buket bunga. Entah dari siapa? Tidak pernah tertulis nama pengirimnya atau sekedar meninggalkan kartu nama. Tapi aku selalu menerima bunganya, karena bagus. Siapa pun pengirimnya biarlah kebaikannya menjadi alasan ia untuk selalu dikelilingi oleh orang-orang baik. Oh iya bicara tentang teman-temanku, mereka adalah Aji, Rina dan Aditya. Teman satu gengku di SMA dulu. Kami sangat dekat, begitupun orang tua kami. Masa-masa yang tidak mungkin pernah kulupakan. Kisah kami beberapa tahun silam, juga ada Kak Farhan. Orang spesial yang Tuhan takdirkan untuk melengkapi jalan cerita hidupku.