Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Danang, Didit dan Dian adalah tiga anak dari Nugroho Prakoso dan Kartika Kurniawati. Dari tiga bersaudara itu Danang adalah anak yang tertua, tapi justru Danang menjadi anak yang paling bodoh. Karena itu Danang menjadi anak yang kurang disukai oleh Ayahnya, Nugroho. Puncaknya terjadi, saat Danang tidak naik ke kelas 3 SMP. Nugroho marah besar dan menghajar Danang sepuas hatinya, karena bagi Nugroho hal ini aib bagi dirinya. Ia malu punya anak yang bodoh, sedang ia adalah manajer pemasaran di sebuah BUMN.
Karier Nugroho terus menanjak. Di kantor tempat kerjanya kini ia diangkat jadi Direktur. Dan demi menjaga reputasi nama baiknya, Nugroho tega memindahkan sekolah Danang ke pesantren yang berasrama, sedang kedua adiknya Danang—Didit dan Dian—dimanjakan dengan uang dan segala kemewahan.
Tidak sampai di sini derita yang dialami Danang. Suatu saat—setelah lulus dari mondok di pesantren—Danang dituduh mencuri oleh beberapa orang tetangganya dan dijebloskan ke sel tahanan di kantor polisi. Dengan berbagai daya upaya Nugroho berhasil mengeluarkan Danang dari sel tahanan, karena Danang memang terbukti tidak mencuri. Tapi setelah keluar dari sel tahanan, dengan bengisnya Nugroho justru mengusir Danang dari rumah.
Tapi Danang bukan anak yang cengeng. Diusir dari rumah, ia justru jadi anak yang mandiri, bahkan dengan kepandaiannya menggambar kaligrafi, ia bisa bekerja di sebuah percetakan di luar negeri, hingga ia boleh dibilang cukup sukses di usianya yang masih tergolong muda. Padahal dulu, kepandainnya menggambar ini selalu dicemooh oleh Ayahnya, Nugroho.
Dan saat masih berada di luar negeri itulah Danang mendapat surat dari Bundanya—Katika Kurniawati—yang mengabarkan, bahkan kini keluarganya telah jatuh miskin, karena Nugroho terlibat mega korupsi dan semua harta milik mereka disita, sedang Nugroho harus mendekam di sel tahanan. Sang Bunda meminta Danang untuk pulang, untuk menyelamatkan ekonomi keluarga, sekaligus membebaskan Nugroho dari sel tahanan. Tapi bersediakah Danang memenuhi permintaan Bundanya itu, atau justru ia balik mencemooh Nugroho, Ayahnya yang dulu berlaku bengis padanya?