Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Hansini Bukan hujan yang selama ini berdelusi, tapi aku. Aku yang selalu menganggap bahwa delusi terus saja menghujani bagan terpenting dalam tumpukan puisi-puisi itu di bawah laci. Sampai gemeretak degup pada arloji yang tak pernah tua itu mati, aku hanya ingin berdiri diantara hujan dan puisi, atau membiarkan delusi menyempalkan warna warni ingatan, membuat tenggorokanku tersedak oleh rindu yang masih kurapal dalam diam.
Muskaan Apa yang harus aku lakukan pada Hansini? Juga pada hujan dan puisi yang memenuhi latar percakapan telefon yang tiap-tiap aku menyodorkan diri selalu menjadi bom waktu yang akan memusnahkan aku pada perputaran galaksi yang tak lagi seromantis malam-malam dulu.
Laiba Andai kau tahu Muskaan, bahwa aku telah lama menyimpanmu di suatu tempat yang jauh dari jangkauan orang-orang pun waktu yang sesekali mengintip masa depan. Pernahkah kau melihatku sekali saja? Atau katakanlah kau tak pernah menyadarinya. Aku mohon, berhentilah mencari tahu tentang gadis itu. Putuskanlah sambungan telefon itu dan biarkan aku yang menyelesaikan kasusmu. Setelah semuanya selesai, mari hiduplah berdua denganku, tanpa hujan dan puisi. Hanya ada kita, yang nyata dan telah usai memerangi malam yang mencumbu di akhiri peluh di ujung subuh.