Lulus cumalude demi mendapatkan pengakuan dari orang tua dan teman-temannya menjadi jalan satu-satunya yang bisa Aara lakukan. Selain untuk menutupi dia berasal dari keluarga pas-passan, dia juga sudah jengah terus diolok dan dibanding-bandingkan dengan orang lain- terutama dengan adiknya, hanya karena dia jelek, tomboy dan medioker dalam segala hal.
Ketika Aara berhasil ke posisi puncak dan masuk ke kelas tingkat 1+, Aara dihadapkan pada situasi yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya. Mengalahkan atau dikalahkan. Tak hanya itu, toko sembako ibunya bangkrut, perabotan rumahnya habis dijual untuk menyambung hidup, dan orang tuanya dikadali Pak Haji Kikir, membuat Aara makin mati rasa.
Mampukah ia bertahan? Ataukah lulus cumlaude itu hanya akan menjadi mimpi di siang bolong bagi anak dari pegawai mesin bordir sepertinya.