Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Alysha Reandita Novelis dengan paras cantik, pemilik ide cemerlang, digandrungi jutaan penggemar. Lima tahun sudah ia berkarya, menghasilkan rangkaian kata memikat hati dengan genre romansa.
Alysha tinggal bersama neneknya. Suatu saat neneknya sakit parah. Jangankan bekerja, berdiri pun beliau tak sanggup. Alysha merawat neneknya sepenuh hati hingga napas terakhir neneknya. Satu hal yang neneknya beri pada Alysha, sebuah buku cantik dengan lukisan permen kapas di sampulnya. Beliau berpesan, "tetaplah menulis, Alysha. Walau raga nenek tak lagi bersamamu. Rangkailah kata indahmu dalam buku itu, kelak engkau akan mendapat kebahagiaanmu sendiri."
Alysha terpuruk saat sang nenek meninggal, sosok yang paling dicintainya telah tiada. Alysha tak mampu lagi mencurahkan idenya, tak mampu merangkai kata manis nan indah. Ia tak menemukan lagi jalan kebahagiaan. Ia teringat atas kata-kata neneknya sebelum meninggal sekaligus janjinya pada neneknya, ia akan tetap menulis. Alysha berusaha kembali menulis, tetapi respon pembaca tidaklah bagus, rasanya ingin mati saja, begitu batin Alysha.
Saat itu, seseorang mengetuk pintu rumah Alysha. Berdiri di ambang pintu, menyunggingkan senyum semanis dan selembut permen kapas, ia berkata "bolehkah aku mendapat secawan gula?"