Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Yang paling mengenal seorang Mika Alberta adalah Morgan Neal. Dan yang paling mengenal Morgan Neal adalah Mika Alberta. Pendukung setia cita-cita Morgan adalah Mika. Sosok yang berperan penting dalam perjalanan Morgan.
Ketika orang-orang menentang Morgan, hanya Mika yang mendukung. Ketika semua orang menertawakan cita-cita Morgan, hanya Mika yang memberikan tepuk tangan. Ketika Morgan jatuh, Mika-lah sang tali yang membangkitkan Morgan.
Morgan hanya peduli inginnya. Tanpa tahu, Mika juga memiliki berjuta mimpi yang belum sempat terwujud. Mimpi-mimpi yang terkubur dalam-dalam. Suatu ketika, Mika dan Morgan memiliki kesempatan untuk meraih mimpi. Namun yang dikorbankan untuk mimpi tersebut adalah persahabatan mereka. Persahabatan yang telah mereka bangun bertahun-tahun.
Manakah yang akan menjadi pilihan Mika dan Morgan? Persahabatan ataukah mimpi mereka?
"Gue juga punya mimpi, Gan! Bukan hanya lu," tegas Mika.
"Dan lu tega ninggalin gue sendiri?" sinis Morgan.
"Di sini bukan masalah tega dan gak tega, Gan. Di sini masalah mimpi," jawab Mika, "kita masing-masing punya mimpi yang besar. Dan mimpi lu udah di depan mata, begitu pula dengan gue, Gan."
"Mimpi kita di depan mata. Lu gak boleh egois seperti ini. Lu harus bisa milih, persahabatan atau mimpi lu. Harus ada pengorbanan di balik setiap kesuksesan, Gan." __________________________________