Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Tanya Maitreya. Iyeee, nama gue ribet, baik dibaca maupun disebut. Nama ini adalah pemberian nenek buyut gue. Diambil dari bahasa Sansekerta yang artinya pembawa kebahagiaan untuk keluarga. Gara-gara nama ini, gue sering berantem sama petugas-petugas administrasi. Contohnya, kayak hari ini.
" Selamat siang, Pak" sapa gue dengan ramah. " Siang. . . silahkan duduk.." balasnya ramah. " udah pak.. udah duduk.. " gue menjelaskan. Kasian, mungkin emang penglihatannya kurang jelas.
" Nama?" tanyanya ke gue. " Tanya pak.." jawab gue. " ya mau tanya apa? " si bapak balik nanya ke gue. " Hah?" gue bengong. " Loh tadi katanya mau nanya?" si Bapak ikutan bingung.
" Bukan pak, tadi bapak kan nanya nama saya. Saya Tanya. . . " kata gue kembali menjelaskan. " ya iya kamu mau tanya apa?! Ini gimana sih buang-buang waktu saya!" kata si Bapak mulai ngegas.
Berantem aja yuk, pak! Kalo nggak inget pesan emak gue.. Nafas.. nafas.. Gue berusaha sabar.
" Nama saya Tanya Maitreya, bapakkkk. . . Tanya itu nama saya.." kata gue menjelaskan dengan sabar.
" tulis.. tulis aja disini!" kata si Bapak nggak sabar sambil ngasih gue kertas dan bolpen.
Dari tadi kek! Gue nulis nama gue, trus gue balikin lagi ke si Bapak. Si Bapak ketak-ketik di komputer.
"Jenis kelamin?!" pertanyaan yang bikin gue melongo.
Emang sih, mungkin kacamata tebelnya bikin beliau nggak bisa liat dengan jelas. Tapi, gue yakin 100% si bapak nggak budeg. Masa nggak bisa denger suara gue yang super cempreng dan bernada tinggi gini? Suara gue nggak ngebass kan?
Gue : Bapak yakin nggak tau? (gue nanya heran) Bapak : (sambil ngeliat gue) Hanya memastikan! Gue : Perempuan tulen Bapaaak (gue masih berusaha sabaaar) Bapak : umur? Gue : 23 tahun. Bapak : Alasan kepindahan? Gue : Menikah.
YAP! Lu nggak salah baca. Gue pindah ke ibukota karena gue mau menikah sama laki-laki yang belom pernah gue temuin sebelumnya? LAH? Kok bisa?
Jadi, gue harus meninggalkan Emak gue dan menjalani kehidupan percintaan 1/2 mateng di ibukota. 1/2 mateng ke calon suami gue yang bernama Tama Yasa, seorang CEO ganteng di Arthur Group, 1/2 mateng lagi ke cinta pertama gue, yang bernama Kenzie aka Amoi, yang ternyata adalah orang penting.
Yang bikin gue gemes sampe ke ubun-ubun, adalah sikap Tama yang dingin dan irit ngomong! Plussss, gue harus berhubungan sama Nevan, adik tiri Tama yang ganteng, tapi susunan otaknya atas bawah dan bukan kanan kiri alias NYEBELIN! Gue juga selalu minder kalo didepan Cassie, ceweknya Nevan yang superrrrrr baik dan cantik, yang ternyata adalah cinta pertama Tama.
Nah, pusing kan? Kalo digambar mungkin susunan panah asmaranya udah amburadul! Belom lagi kehadiran Tante Rossy, ibu tiri Tama yang dari luar keliatan baik, tapi sebenernya kayak ikan buntal, banyak durinya!
Kira-kira cinta 1/2 mateng gue, bakal mateng disiapa ya? Atau gue tetep menikmati cinta 1/2 mateng, seperti kebanyakan orang yang demen telor 1/2 mateng? Hubungannya apa? Nggak tau, tapi yang jelas, Cinta 1/2 mateng itu emang ada!