Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Tulisan ini sebelumnya sudah pernah saya publikasikan di tempat lain dan dengan judul yang berganti-ganti dengan alasan satu dan lainnya. Mulai dari ketidak nyamanan saya menulis rancauan saya ini di sana. Mungkin juga karena kekhawatiran-kekhawatiran saya pribadi. Saya rasa mencoba menulis di sini akan jauh lebih baik. Setidaknya saya merasa lebih nyaman mengutarakan rancauan di sini.
Angkat topi
ttd Serbuk Usang (perancau amatiran)
Tidak semua pemberian istimewa dari orang yang kita istimewakan, itu simbol kebahagiaan. Ada juga yang menyiapkan cinderamata istimewa untuk sebuah lara yang banyak dihindari orang. Misal perpisahan.
Aku menyayangimu dan aku melepasmu. Mungkin, bagi beberapa orang hal itu sudah sangat umum dengan perasaan mereka. Mungkin juga, ada yang berfikir kalau itu mustahil. Mungkin juga, ada pemikiran-pemikiran yang lain. Kita tak bisa mengambil kesimpulan hanya dari satu dua manusia. Karena pada dasarnya, ego kadang mempengaruhi cara berpikir kita dan besar ego setiap manusia itu berbeda-beda. Mungkin sempat salah mengartikan apa itu tulus. Kita sering berkoar kita mencintai sesuatu dengan sebuah ketulusan. Lantas jika tulus mengapa kita berharap, bahkan memaksakan untuk memiliki sesuatu itu. Bukankan ketulusan juga perihal keikhlasan. Merelakan. Kadang sulit sekali untuk melakukan itu. Untuk apa memaksa bersama jika hanya membuat orang yang kita sayangi tidak bisa bahagia? Jika kita hanya membebaninya saja. Sabar. Kata orang semua juga akan indah pada waktunya.
Ini bukan tentang benci jadi cinta. Ini soal bagaimana kasih sayang yang berakhir dengan merela.
Tokoh Utama
Dea Belva Aurelia Belva
Dewa Devano Alfarizi
Aksara Raden Akandra
Chapter belum tersedia
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Kamu harus masuk terlebih dahulu untuk mengirimkan ulasan, Masuk