Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Ini bukan novel. Ini bukan fiksi. Ini adalah kisah nyata yang aku tulis sendiri, dari luka yang pernah hidup dalam diam, dari air mata yang tak sempat tumpah di hadapan siapa pun. Ini adalah kisah tentang diriku, seorang laki-laki yang hidup dalam dua sisi: sisi yang dituntut dunia untuk tampil sebagaimana ‘laki-laki sejati", dan sisi lain yang tersembunyi dalam ruang-ruang sunyi, yang hanya berani muncul ketika pintu kamar terkunci dan malam datang.
Sejak kecil aku tahu, ada sesuatu yang berbeda dalam diriku. Aku mencintai sentuhan lembut kain perempuan, menyukai pakaian yang katanya bukan untuk laki-laki. Aku tumbuh dalam kebingungan, menyimpan semuanya sendiri. Di luar, aku tetap tampak seperti laki-laki pada umumnya—berpakaian rapi, bekerja, bahkan pernah menikah. Tapi di dalam, ada sisi lain dari aku yang hanya bisa bernapas ketika sendirian. Aku tidak berani menunjukkan siapa aku sebenarnya. Bukan karena malu menjadi diriku, tapi karena takut—takut kehilangan pekerjaan, takut membuat keluargaku malu, takut dicibir, dijauhi, dan dilabeli dengan kata-kata yang menusuk harga diri.
Aku pernah jatuh cinta. Tapi tak satu pun dari mereka benar-benar tahu siapa aku. Aku pernah menjalani hubungan, bahkan memberikan tubuhku kepada banyak lelaki, bukan karena uang, tapi karena hasrat yang sulit aku jelaskan. Hasrat untuk menjadi perempuan dalam keintiman. Aku tidak bisa menjelaskan mengapa, tapi di saat-saat itulah aku merasa diterima. Walau hanya sebentar, walau tanpa cinta.
Namun tidak semua pengalaman itu indah. Ada luka yang masih membekas. Aku pernah disakiti. Pernah dipukul, dikurung, dipaksa menyerah menjadi sosok yang bukan aku. Aku pernah nyaris kehilangan kendali atas hidupku sendiri. Aku pernah mengorbankan pekerjaan, martabat, dan harga diri demi seseorang yang aku kira mencintaiku. Sampai akhirnya aku sadar—aku harus selamatkan diriku sendiri, atau aku hancur sepenuhnya.
Cerita ini aku tulis sebagai bentuk pelampiasan. Sebagai bentuk keberanian. Sebagai bukti bahwa aku pernah bertahan. Ini bukan permintaan untuk dimaklumi. Bukan juga usaha untuk mengundang simpati. Ini hanya caraku menyuarakan isi hati yang terlalu lama bungkam. Mungkin aku tidak akan pernah benar-benar bisa hidup sebagai ‘jiwa kedua"ku secara utuh, karena dunia belum tentu siap. Tapi menulis ini sudah cukup untuk membuatku merasa utuh—dalam luka dan keberanian.
Semoga siapa pun yang membaca ini tahu: kamu tidak sendiri. Suara-suara seperti kita mungkin tak terdengar lantang, tapi kita ada. Dan keberanian itu... tidak selalu berbentuk teriakan. Kadang, ia hanya sebaris tulisan pelan—yang lahir dari hati yang pernah remuk, tapi tetap hidup.