"Hidupmu akan segera berakhir. Ku beri kesempatan untuk menyebutkan pesan terakhirmu" Don Matteo tersenyum miring, mengejek. Pistolnya teracung, membidik jantung Rey, ia bisa menarik pelatuknya kapan saja.
Rey menyeringai tipis. Bibirnya yang robek terasa perih. Wajahnya penuh luka, darah keluar dari mulutnya. Tubuhnya lebam-lebam, peluru telah bersarang di lengan kanan dan paha kirinya. Entah berapa banyak tulangnya yang patah. Posisinya terpojok, ia tak bisa melarikan diri lagi.
Meski begitu ia masih tetap berdiri. Menatap tajam lawannya. Biarlah jika ia harus gugur malam ini, ia akan mati dengan gagah.
"Kau..... tak akan mendapatkan apapun Don" nafasnya tersengal.
"Kau masih saja sombong di saat terakhirmu. Baiklah.... Selamat tinggal Rey" Don Matteo berkata dingin. Menarik pelatuk pistolnya.
Rey memejamkan mata.
DOR....
"REY!" teriakan Alyssa menggema, bersamaan dengan suara tembakan yang memenuhi ruangan.