Hidup Ayla Larasati tak pernah mudah. Setelah lulus SMK, ia tak kunjung mendapat kerja, padahal kedua orang tuanya sudah tua dan terbelit hutang. Saat peluang beasiswa KIP datang ia merasa punya harapan. Namun harapannya hancur - tubuhnya melemah, ia divonis TB paru stadium lanjut.

Setelah beberapa bulan berobat, kabar buruk lain datang: ia gagal kuliah karena kuota kampus sudah penuh.

"Udah mah nganggur, penyakitan pula."
Ejekan tetangga itu menampar hatinya.

Namun Ayla tak mau menyerah. Dengan sisa tenaga dan pinjaman dari kakaknya, ia mulai berjualan pulsa dan jajanan kecil bersama ibunya. Sedikit demi sedikit, ia bangkit.

Di tengah kabut hidupnya, ada satu sosok yang diam-diam selalu ia ingat - Revan, kakak kelas 3 SMK yang pertama kali dilihatnya saat masih SMP kelas 3. Saat itu Revan menjadi paskibra 17 Agustus, sementara Ayla bertugas sebagai PMR SMP. Sejak hari itu, wajah teduh Revan selalu memberi semangat, meski cintanya bertepuk sebelah tangan.

"Cahaya di Balik Kabut" adalah kisah tentang gadis yang memilih bangkit meski dunia seolah menenggelamkannya dalam kabut tak berujung.

Akankah ia menemukan cahayanya ?