Alma selalu hadir. Mendengarkan, menemani, memberi tanpa banyak menuntut. Tapi entah kenapa, ia tak pernah menjadi pilihan. Ia nyaman, tapi tidak di cintai. Ia baik, tapi tidak di inginkan.

Hidup membuat ya merasa seperti bunga yang tumbuh di sudut sepi. Dilihat, bahkan di puji, tapi tak pernah benar-benar dipetik. Perlahan ia mulai meragukan dirinya sendiri.

Namun Alma tahu, ia tak bisa terus menggantungkan makna dirinya dari siapa yang datang dan siapa yang pergi. Karena meski tak pernah di petik, bunga tetap bisa mekar, untuk dirinya sendiri.

Sebuah kisah tentang luka yang tampak, tentang ketegaran yang sunyi, dan tentang seorang perempuan yang akhirnya memilih untuk berhenti berharap, dan mulai mencintai dirinya sendiri