Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
"Kakak cantik, kamu harus menjadi mempelai wanitaku suatu saat nanti, " ucap seorang anak laki-laki tampan berusia 14 tahun. Dia adalah Boy Candra, anak teman mamanya Kezia Lovanya. Boy dititipkan pada keluarga Kezia selama satu tahun lamanya. Kezia menganggap Boy sebagai adik kecilnya yang imut dan menggemaskan. Tapi Boy selalu merecoki kehidupan pribadi Kezia hingga membuat hubungan cintanya kandas di tengah jalan. Mereka terus bertengkar seperti kucing dan anjing. Di usia 15 tahun, akhirnya Boy dijemput orang tuanya dan melanjutkan sekolahnya di luar negeri. 10 tahun berlalu dengan cepat. Kezia tak menyangka akan kembali bertemu dengan Boy sebagai bosnya di kantor. Boy si bocah laki-laki yang kurus sekarang sudah bertransformasi menjadi pria tampan, tinggi, atletis, dan hot. "Kak Kezia, apakah kamu sudah siap menjadi istriku? " tanya Boy membuat jantung Kezia berdebar-debar sangat keras di dalam dadanya. "Kamu gila ya?! usia kita terpaut 8 tahun! jangan macam-macam kamu! kamu itu adik... mmpphhh mmphhh, " perkataannya terhenti saat Boy tiba-tiba mencium bibirnya dengan rakus. Kinara memukul-mukul dadanya agar Boy melepaskan ciumannya. Setelah Boy menjauhkan wajahnya, pria itu berbisik di telinganya, " Bibirmu manis kak, aku menyukainya. Aku ingin setiap pagi kamu mencium bibirku dengan penuh gairah. Jika kakak tidak mau melakukannya, rasakan kemarahanku nanti. "