Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Api itu makin besar dan lidah-lidahnya yang tertiup angin malam meliuk-liuk menyerupai lengan-lengan. Sebuah wajah terbentuk dalam api yang menjilat-jilat, menoleh ke arah Ratri.
"Katakan, apa kau bersedia menjadi tumbal atas dendammu yang kesumat itu?"
Ratri mengerjap. Api itu baru saja berbicara kepadanya. Suara serak, berat, dan berkeletak api itu tertuju kepadanya.
"Banaspati. . . ." Ratri berbisik, tak menyangka akan bertemu makhluk itu di hutan ini, ketika dirinya berada di ambang maut.
"Aku tidak bertanya dua kali." Banaspati itu kembali berkata.
Ratri mengangguk. "Aku bersedia," ujarnya.
Jika dewa tak menolong, meski dia harus bersekutu dengan iblis, gandarwa, jim perayangan, atau setan terkutuk mana pun, Ratri tak peduli. Saat ini, tujuan Ratri hanya satu: membasmi binatang rendahan, setan terkutuk berwujud manusia. Dan, untuk itu... dia harus hidup. Benar, dan untuk memuluskan tujuannya itu, Ratri tak keberatan meski dia harus menjadi tumbal.