Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Pratiwi (transmigran asal Bali di Kaltim) terlalu berlebihan mencintai Sadewa, putra bungsunya sampai ia rela melepas sawah miliknya untuk perusahaan eksplorasi tambang batu bara terbuka yang berkantor pusat di Jakarta tempat Sadewa bekerja sebagai staf legal. Padahal semua kenangan dan perjuangan Pratiwi tersimpan jelas di sawah itu, Ida Sang Hyang Widhi Wasa pun melarangnya bersekutu untuk merusak alam tempat Dewi Sri singgah.
Namun setelah Bumi, cucu satu-satunya dari mendiang Nakula (putra sulungnya) tewas tenggelam di kubangan pasca tambang yang tidak direklamasi oleh perusahaan eksplorasi tambang batu bara, Pratiwi tidak lagi berpihak kepada Sadewa dan tambang batu bara terbuka. Pratiwi bersama Aliansi Ibu-Ibu Menolak Tambang Berlebih (Alibi) dan Green Calm memilih melawan meski lawannya adalah perusahaan besar, orang-orang berkuasa, dan anaknya sendiri.
Akankah Pratiwi berhasil menyelamatkan Bukit Surgawi, desa yang dulu hijau dan indah dari ketidakadilan tambang batu bara terbuka yang merusak semuanya?
*** NB: Novel ini terinspirasi dari sebuah desa di Kalimantan Timur (nama desa disamarkan) dengan kubangan pasca tambang batu bara terbuka yang tidak ditimbun ulang sehingga memakan banyak korban jiwa dari anak-anak kecil tak berdosa.
Novel ini ditujukan kepada semua manusia-manusia hebat yang sedang berjuang melawan ketamakan, kerakusan, dan keegoisan perusahaan-perusahaan besar pengeruk kekayaan alam negeri surgawi bernama Indonesia.