Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Terjadi sesuatu yang aneh dan tak lajim malam itu, debu-debu semesta bertebaran di langit malam, menghinggapi tubuh Bagas yang sedang meregang nyawa. Jantungnya yang hampir mati, mulai berdenyut kembali. Aliran darah yang hampir membeku, mulai lancar mengalir melewati nadi. Jiwa yang sebentar lagi melayang pergi, kembali ke tubuhnya lagi. Bagas bangun dari terpuruknya, dan hidup lagi. Sejak saat itu, tubuh Bagas selalu awet muda dan tak pernah merasakan layu.
Di malam yang sama, sesuatu yang terjadi menimpa Bagas, menimpa Ayu juga. Kematian dan penuaan tidak lagi berkuasa pada tubuh mereka. Awalnya bagi mereka ini adalah sebuah berkat, tapi waktu memperlihatkan jelas bahwa keajaiban itu adalah kutukan, dimana Bagas dan Ayu berkali-kali harus menerima kenyataan pahit dimana satu per satu dari orang-orang yang dikasihinya menua dan mati.
Sejak saat itu, Bagas dan Ayu selalu bersembunyi dari waktu. Mereka tak banyak bergaul, selalu berpindah-pindah tempat, tak pernah mau di foto, dan tak tertarik lagi untuk mencintai dan dicintai, karena rasa takut itu selalu hadir, rasa takut akan kehilangan mereka suatu saat nanti.
Pergantian zaman terjadi silih berganti, Bagas dan Ayu selalu hidup dan tak pernah merasakan mati, meskipun mereka sangat mengharapkan kematian itu, tapi kematian tak pernah bisa menyentuh mereka.
Pada akhirnya takdir jugalah yang mempertemukan mereka. Bagas yang buta mata, dan Ayu yang tuli. Ntah mengapa cinta hinggap di sanubari mereka. Bagas yang tak bisa melihat dengan kedua bola matanya, tapi bisa merasakan cinta itu ada pada diri Ayu, sedangkan Ayu yang tak pernah bisa mendengar ucapan cinta dari seorang Bagas.
Bagi Bagas, Ayu adalah cinta terakhirnya, sedangkan bagi Ayu, Bagas adalah cinta pertamanya.
Cinta membawa mereka ke jenjang pernikahan, sampai akhirnya mereka harus kembali dikecewakan oleh waktu ketika melihat Abigail tumbuh besar, menua dan mati. Sedangkan Bagas dan Ayu harus kembali bergelut dengan akhir waktu yang tak bisa mereka sentuh.