Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Ayahku bernama Irfan dia adalah seorang ayah yang memiliki dua anak. Ayahku membesarkan kedua anaknya dengan sendiri. Bunda ku sudah meninggal dunia saat aku masih kecil. Kakakku bernama yura dia adalah anak pertama, dia anaknya rajin, sopan, pandai, dan bijaksana. Aku adalah anak kedua, aku sifatnya sangat berbeda dengan kakakku, aku pemalas, tomboy, tapi aku suka gak tegaan kalau melihat orang kesusahan. Kakakku dia lulus sma dengan nilai yang memuaskan dan dia akan kuliah dengan pilihan ayahku. Sedangkan aku, dia juga baru lulus smp tapi, nilaiku turun karena akhir-akhir ini. Aku sering nongkrong dan jarang sekali belajar. Bagi ayahku dia mendidik anak-anaknya dengan bijaksana. Tapi tidak dengan ku aku kalau dinasehati selalu membantah. Bagi ku ayahku mendidik aku dan kakakku dengan tidak adil. Aku sangat iri ketika ayahku mendidik kakakku dia tidak pernah memarahi kakak ku, padahal kakak ku juga pasti punya kesalahan. Tapi aku, ketika aku salah sedikit ayahku langsung memarahiku bahkan terkadang sampai dihukum. Bahkan sifat ayahku lah yang membuat ku berubah menjadi nakal, tomboy, dan pemalas. Karena aku setiap hari selalu dimarahi sedangkan kakakku gak pernah sama sekali. Ayahku tidak menyadari dan menanggapi itu mungkin sepele, tapi ternyata aku berubah juga karena sikap ayah. Pada saat itu kakakku diterima di universitas paling bagus. Ayahku langsung membangga-banggakan dan membanding-bandingkannya dengan ku. Aku mencoba untuk bersikap biasa, karena aku tau hari itu ulang tahunnya alm bunda ku yang sudah meninggal walaupun sudah meninggal tapi aku tidak pernah lupa. Aku mencoba sabar dan menahan amarah, karena hari itu aku harus senang bukan karena kakakku diterima di universitas, tapi karena aku mencoba seolah-olah bunda ku masih hidup mungkin bunda ku sangat bahagia. Dan yang paling penting mungkin aku tidak akan menjadi seperti ini, karena aku lebih suka didikan bunda ku dari pada ayahku. Aku datang ke pemakaman bunda ku. Aku menceritakan semua nya di makam alm bunda ku, sampai meneteskan air mata ku. Setelah aku bercerita aku mengaji buat alm bunda ku. Sehabis itu, aku ke danau yang semasa kecil ayahku pernah ngasih surprise ulang tahun buat alm bunda ku. Setiap alm bunda ku ulang tahun aku selalu datang ke tempat itu. Untuk mengenang masa lalu yang bagi ku itu sangat indah. Setelah aku dari danau aku ke panti asuhan yang selalu didatangi bunda ku. Aku mau mengikuti jejak bunda ku, dengan cara ku sendiri. Saat di jalan aku menangis karena keluarga ku. Tidak ada yang ingat bahwa hari ini hari ulang tahun alm bunda. Walaupun bunda sudah tidak ada. Aku membuka pintu rumah dan ayah langsung berdiri dan menamparku. Aku terkejut dan syok tiba-tiba ayahku menampar ku. Aku mencoba untuk tidak peduli aku langsung ke kamar. Aku sudah tidak tahan dengan keadaan itu, akhirnya aku kabur dari rumah dan meninggalkan surat di atas kasur. Ayah datang ke kamar ku ternyata aku tidak ada dan menemukan surat dari ku. Ayahku langsung menangis setelah membaca nya. Ayahku sadar bahwa ayah salah mendidik anak. Tapi isi hati ayah dan cara berpikirnya berbeda. Ayah menyesali hal itu. Ayahku mencari ku sudah berhari-hari ternyata aku tidur di panti. Dan setiap hari datang ke makamnya bunda ku. Ayahku meminta maaf kepada ku karena selalu memarahi ku dan tidak memperdulikannya. Aku memaafkan ayahku karena bagaimana juga dia tetap ayahku. Ayah kandung ku. Akhirnya aku kembali ke rumah dan ayahku berubah, ayahku memperhatikan aku dan kakak secara adil dan tidak pilih kasih.