Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Setelah ada kasus suicide, biasanya orang-orang akan membicarakan tentang mental health dan bullying yang menjadi faktor paling populer penyebab kasus tersebut. Mereka akan mengajak orang lain untuk berhenti membuli, mengajak orang lain untuk terbuka jika mengalami masalah kesehatan mental, dan berharap orang lain lebih peduli pada orang-orang sekitar. Namun mereka hampir lupa pada orang-orang yang ditinggalkan. Orang terdekat dari pelaku suicide. Bagaimana mereka hidup, apakah mereka menyesal, apakah mereka merasa bersalah, dan apakah mereka bisa terus baik-baik saja. Dan salah satu orang terdekat dari pelaku suicide adalah Naura.
Naura: "Perkenalkan, namaku Naura dan aku berasal dari Cilacap. Ini adalah cerita bagaimana aku kehilangan sahabatku yang bernama Silla karena suatu keputusan bodoh. Aku egois karena tidak mau mendengarkan dia dan memilih untuk mencari kebahagiaanku sendiri bersama teman-teman lainnya. Tapi siapa sangka, saat aku bahagia, tertawa, bebas tanpa anak yang biasanya curhat tentang masalah hidupnya, saat aku bermain ke pulau Nusakambangan dan menikmati keindahannya, saat itulah aku kehilangan Silla. Sampai akhirnya, perlahan-lahan hidupku berubah. Rasa bersalah membuatku was-was dan tidak ingin kehilangan orang-orang di sekitarku lagi. Aku berusaha membantu mereka, membahagiakan mereka, dan mencintai mereka lebih dari aku mencintai diriku sendiri. Aku berharap dengan seperti itu, aku bisa mengobati luka hatiku."