Tak kutemukan keberadaan Lintang, putra bungsuku yang masih berusia lima tahun di rumah, selepas pulang shalat magrib dari langgar.

Kata beberapa warga Lintang diculik genderuwo penunggu alas yang jadi penghubung kampungku dengan kampung sebelah.

Setelah mencarinya beberapa hari, aku akhirnya berhasil menemukannya. Namun ada fakta mengejutkan yang dibawa Lintang. Membuatku mau tak mau harus berurusan dengan makhluk gaib.

Aku dihadapkan dengan dua pilihan yang sama sulitnya. Mengembalikan kewarasan Lintang, tapi nyawaku dan nyawa putra sulungku yang jadi taruhannya, atau membiarkan Lintang 'tak kembali' sepenuhnya!

***

"Kali ini bukan hanya setan musuhmu, Nduk. Tapi, juga manusia."