Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Yusuf Hamizan, lelaki berparas tampan baik hati dan ramah, tak terkadang juga jaahil. Yumna Izzatunnisa, perempuan berparas cantikd dan manis, hangat, ramah dan ceria, sifatnya polos dan tak bisa berbohong.
Sebuah pesan singkat masuk dari nomor yang tidak diketahui.
"Yumna. Aku di depan rumah kamu. Mau melamar."
Yumna seakan tertarik kembali ke masa-masa manis yang kemudian pahit yang dialaminya beberapa tahun lalu. Bukan Yumna, melainkan ibu Yumna yang menyaksikan putri nya untuk pertama kali menyukai seseorang saat itu. Manis dan pahit yang dirasakan Yumna pada saat itu, juga turut dirasakan Ayna sang ibunda. Semuanya seperti terlambat. Karena, saat ini Yumna sedang berjuang antara hidup dan matinya.
Pertemuan keduanya terjadi pada saat menginjak kelas XII SMA di SMA Mutiara. Karena pandemi SMA Mutiara juga turut mengikuti aturan pemerintah untuk meliburkan kegiatan belajar di sekolah. Saat masuk awal SMA mereka hanya belajar di sekolah selama kurang lebih satu semester, setelahnya mulai libur karena pandemi covid-19.
Saat sekarang akhirnya bisa belajar di sekolah seperti biasanya, hanya saja harus menggunakan protokol kesehatan. Keduanya bertemu tepat saat hendak memasuki kelas.
"Permisi." Sapa Yusuf kepada Yumna yang sedang berjalan di depannya.