Halaman ini mengandung Konten Dewasa. Jika usia kamu dibawah 18 tahun, mohon untuk tidak mengakses halaman ini
Fitur ini untuk akun Premium
Upgrade ke premium untuk fitur lengkap Kwikku
Baca karya premium
Lebih banyak diskon
Fitur lebih banyak
Waktunya berkarya
Jangan tunggu nanti tapi sekarang. Hari ini menentukan siapa kamu 5 sampai 10 tahun kedepan
Hallo Author
Kunjungi halaman author untuk memublikasikan karyamu di Kwikku, mulai dari Novel, Webtoon, Flash Fiction, Cover Book, dan Skrip Film
Kami mencoba menghargai author dari tindakan "Pembajakan", dan kami juga mengharapkan Anda demikian
Paket Berlangganan
Dengan menjadi bagian dari pengguna berlangganan. Kamu bisa mengakses berbagai manfaat yang kami berikan. Selain itu kamu juga bisa membaca ribuan cerita berbayar (yang berpartisipasi) tanpa perlu biaya tambahan
Kamu akan diarahkan ke Aplikasi Kwikku...
Unduh kwikku untuk akses yang lebih mudah
Scan untuk mengakses karya atau profil secara langsung.
Wibowo dan Lusi tersenyum sumringah melihat warung Mie Ayam Bakso Pak Bowo disesaki oleh pengunjung. Mereka begitu lahap dan rakus menyantap mie ayam maupun bakso hasil karya suami istri itu.
Namun, dibalik lezatnya mie ayam serta kenyalnya bulatan bakso, tersimpan kengerian yang tidak pernah terbayangkan oleh akal sehat manusia.
Wibowo dan Lusi menciptakan setiap bulatan bakso menggunakan bahan utama daging manusia.
Selama lima tahun, Wibowo dan Lusi telah menangkap 21 manusia untuk dijadikan bulatan-bulatan bakso, siomai, tahu bakso, nugget, kerupuk, serta olahan daging lainnya.
Apakah Wibowo dan Lusi hanya berburu 21 daging manusia saja?
******
Begitu pintu kulkas dibuka, Wibowo sedikit tertegun.
Tepat di depan matanya, terpampang potongan kepala Bagas yang sudah membeku. Butiran es bertebaran di sekitar kulit wajah, bulu mata, bulu hidung, bibir atas bawah, dan hampir permukaan rambut tebalnya memutih lantaran berbalut butiran es.
Wibowo tersenyum lebar menatap potongan kepala Bagas.
"Bu. Ini kepalanya Bagas mau kita apakan? Kita buat apa lagi?"
Gila!!! Baca novel ini kaya habis baca diary pembunuh berantai sinting. Uniknya, setiap korban yang dijadikan "Bulatan Bakso" berasal dari berbagai latar belakang, baik pekerjaan maupun sifatnya. Tidak pandang itu korbannya orang jahat atau baik, bakal dijadikan "Bulatan Bakso" sama pasangan kanibal sinting. Jujur, lumayan mual bacanya. Apalagi saat membayangkan mie ayam bakso yang berasal dari daging manusia.