Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Di Tengah Ilalang
2
Suka
6,351
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Sakit sekali saat melihatnya menangis.

Diana adalah gadis yang manis. Namun, cobaan demi cobaan mendatanginya. Sekolah bukan tempat nyaman baginya. Sedangkan rumah tidak pernah melindunginya.

Tidak ada tempat bersandar dan teman yang bisa dipercaya.

Maka dia hanya bisa menangis.

Sebuah rumah tua di tengah ilalang adalah zona amannya. Di sana ia tidak bisa disakiti, karena tidak ada orang di sekitarnya.

Suatu hari aku memberanikan diri menegurnya. Berbicara dari balik dinding tipis dengan suara lembut dan hangat.

Walau sebelumnya ia takut dan ragu, kini mulai membuka diri. Kami semakin akrab, bahkan saling bercanda dan meledek.

Rasa ingin tahu menghampiri Diana. Beberapa kali, Diana mencoba melihatku dengan masuk ke dalam. Setiap kali pula aku lari dan bersembunyi di tempat yang tidak terjangkau cahaya.

Setiap gagal melihatku, setiap kali pula Diana berkata, bolehkah aku melihatmu?

Aku pun selalu menjawab, jangan.

Tapi kenapa?

Aku buruk rupa. Aku tidak enak dilihat. Semua orang menjauhiku. Takut melihatku. Aku tidak ingin kau seperti itu dan menyakiti perasaanku.

Mendengar itu, Diana tidak bertanya lebih jauh.

Waktu pun berlalu. Persahabatan kami kian erat. Setiap kali berpisah, Diana selalu mengatakan dia tidak sabar menunggu esok. Kebersamaannya denganku adalah saat terindah baginya.

Namun, seiring itu pula rasa ingin tahunya memuncak. Ia ingin melihatku karena dia telah jatuh cinta padaku.

Jangan, ujarku. Aku ini buruk rupa dan tidak sepadan denganmu.

Kali ini Diana tidak puas. Ia memohon, memaksa untuk bisa melihatku.

Akhirnya aku luluh. Dalam hati berharap, Diana mau menerimaku apa adanya. Langkah terseok, aku berjalan keluar dari dalam rumah yang gelap.

Saat itu tidak terlupakan.

Mata Diana membesar dan jeritan keras keluar dari mulutnya.

Aku bukanlah manusia. Aku adalah mahluk penghuni kegelapan. Aku selalu menghindar dari manusia karena aku menakutkan bagi mereka.

Tapi kecantikan paras Diana membuatku memberanikan diri. Aku ingin menghiburnya dan dekat dengannya.

Aku berharap ....

Ah ..., lupakan saja. Aku harus tahu diri. Aku tidak sepadan dengannya.

Sejak saat itu Diana tidak pernah kembali. Aku tahu, dia tidak akan kembali. Sekeras apa pun aku berdoa, tidak akan mengubah hati dan perasaannya padaku.

Kala malam, aku keluar dan menatap bintang yang berpijar. Sudah takdirku untuk hidup sendiri di dalam rumah di tengah ilalang yang sunyi.

TAMAT

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Gold
The Coffee Memory
Bentang Pustaka
Novel
SATU SATURASI
nonetheless
Flash
Di Tengah Ilalang
Roy Rolland
Novel
Bronze
Sang Putri dan Pangeran Pujangga
Ayu Anggun
Novel
Bronze
FALLING STAR
Noficha Priyamsari
Novel
My Boss is My First Love
Sandra Devi Septianty
Flash
Bronze
Senyum Kala Hujan (Membicarakan Adam 1)
Silvarani
Novel
Tersurat Takdir
Firdha Ayutia
Flash
THE LAST MOMENT
Reiga Sanskara
Novel
Bronze
Rama's Story : Virgo Chapter 3 - Back In Time
Cancan Ramadhan
Flash
Cerita Tentang Hujan
bomo wicaksono
Novel
Gold
Janji
Bentang Pustaka
Novel
Cerita Di Perantauan
marliana syaadah
Novel
Gold
Eugene Rewrite
Mizan Publishing
Novel
Buku Harian Fajar
Ahmad Redho Nugraha
Rekomendasi
Flash
Di Tengah Ilalang
Roy Rolland
Novel
Kisah di Akhir November
Roy Rolland
Flash
Belum Mati
Roy Rolland
Novel
Fright and Fear
Roy Rolland
Novel
Primal Gene
Roy Rolland
Novel
Wolves Heart
Roy Rolland
Flash
Bertemu Klien
Roy Rolland
Novel
Dead Girl's Diary
Roy Rolland
Flash
Saat Benar Jadi Salah
Roy Rolland
Flash
Jahat
Roy Rolland
Flash
Fajirah
Roy Rolland
Novel
Cursed on the Witching Hours
Roy Rolland
Flash
Jalan Angker
Roy Rolland
Novel
Wuri: Kutukan Wewe Gombel
Roy Rolland
Flash
Memori
Roy Rolland