Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Berisik
3
Suka
5,787
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Malam ini adalah malam istimewa. Lebih istimewa dari yang pernah aku bayangkan.

Fariz, teman sekantorku mengajakku makan malam di sebuah restoran mewah di kotaku, malam ini.

Aku sudah berdandan rapi dan mematut diri secantik mungkin untuk menghadiri undangannya. Tak lama kemudian, dia datang menjemputku.

Kami berdua tiba di restoran. Cukup lengang. Mungkin karena malam ini adalah malam Rabu, bukan malam minggu. Suasana restoran yang ditata apik dengan beragam ornamen Jepang, diiringi lagu pop romantis, membuat suasana malam ini semakin manis.

Aku duduk berhadapan dengan Fariz, teman sekantor yang diam-diam aku jatuh hati padanya sejak pertama kali bertemu di hari kerja. Seusai memesan makanan, kami berdua ngobrol ringan sambil menikmati suasana restoran yang romantis.

“Pa, aku duduk di sana ya?” tetiba saja ada seorang anak kecil berlarian masuk ke dalam restoran lalu memilih kursi yang tak jauh dari tempat kami berada. Di belakangnya berjalan seorang pria dengan langkah santai mengikuti jejak sang anak.

“Ngeng..ngeng….meluncur!” si anak kecil itu sudah tak lagi duduk di kursinya. Anak yang usianya berkisar lima tahunan itu kini telah berada di lantai sambil memainkan mobil-mobilannya. Sementara pria yang mungkin ayahnya itu, hanya tersenyum melihat tingkah polah anaknya.

Anak kecil itu berlarian kesana kemari, asyik dengan mainannya, “Brumm..brummm!” ujarnya asyik tanpa menghiraukan pengunjung yang lain.

Aku mulai sedikit terganggu. Anak ini sudah terlalu heboh, berisik sekali. Suasana romantisku malam ini bersama Fariz, tiba-tiba saja sirna karena ulahnya. Ingin sekali aku bilang pada ayahnya untuk menghentikan anaknya berlarian atau menyuruhnya duduk dengan tenang agar tidak mengganggu pengunjung yang lain.

Tak lama kemudian, ayahnya bangkit dari duduknya dan menuju ke arah meja kami. Memang hanya ada kami, dan sepasang muda mudi lain yang sedang makan tak jauh dari meja kami malam ini, selain pria dan anaknya yang berisik itu.

“Mohon maaf jika anak saya mengganggu ketenangan makan Anda malam ini.” ujar pria itu sopan.

“Ibunya baru meninggal sebulan yang lalu karena penyakit kanker otak, dan hari ini dia divonis terkena Leukimia oleh dokter. Saya hanya ingin dia menikmati sedikit waktu yang tersisa untuknya, yang mungkin tak seberapa lama. Saya mohon maaf jika anak saya telah mengganggu acara makan kalian malam ini…” tuturnya dengan sedikit berkaca-kaca.

Mendadak aku merasa sangat bersalah. Anak sekecil itu harus menanggung beban yang begitu berat. Kini aku begitu iba melihatnya. “Maafkan aku Dek yang menganggapmu berisik” sesalku dalam hati. Malam ini aku belajar untuk tidak menghakimi sesuatu hanya dari luarnya saja. Malam ini sungguh istimewa.

 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Dirgalara
Chris Aridita
Flash
Berisik
Melani Kartika Sari
Flash
Bronze
Di Jalan Braga
B12
Novel
Bronze
Perempuan Ilalang
Mira Pasolong
Novel
Our Happiness
Nafidza Ainun Salsabila
Novel
Bronze
Zona Nyaman
kayla sasi kirana
Novel
Aku selalu besedih
Dwi Agus Setyawan
Novel
Bronze
Boundaries
ayurinp
Novel
Gold
Bukan Salah Waktu
Bentang Pustaka
Novel
Gold
PCPK I Will Always Love You
Noura Publishing
Novel
Dear, diary
Liepiscesha
Novel
Kopi Semalam
archavlio
Novel
Bronze
Monday Syndrome
Semesta Aksara
Novel
Gold
Story of Volley Club
Mizan Publishing
Novel
LAUT DAN UDARA
ajitio puspo utomo
Rekomendasi
Flash
Berisik
Melani Kartika Sari
Flash
SEMU
Melani Kartika Sari
Flash
Kisah Sepasang Sepatu
Melani Kartika Sari