Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Aksi
Wisanggeni
16
Suka
6,263
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Dalam pikiranku, di setiap urat nadiku, dan dalam hatiku, selalu ada sosok bernama Wisanggeni. Dia biasa kupanggil Gen. Dia adalah pahlawanku, seorang pahlawan yang tak mau kebaikannya diumbar.

Pernah ketika aku terpojok oleh kejaran padepokan silat Menak Jinggo, Gen datang menyelamatkanku. Saat itu aku menangis, lalu Gen menggila dan membantai semua orang yang berusaha membunuhku. Oleh karena itu, Dia layak disebut pahlawanku bukan?

Satu kelemahan Gen yang tidak dimiliki oleh para pendekar silat lainnya, yaitu air mata wanita. Dia takkan tahan melihat air mata keluar dari seorang wanita. Dan ketika air mata wanita itu keluar di hadapannya, maka siapapun lawannya sudah dipastikan takkan ia ampuni. Dia akan menggila sejadi-jadinya. Termasuk ketika ia melihat air mataku, air mata ibunya dan air mata kakak perempuannya. Dia akan jadi Wisanggeni yang ditakuti semua orang. Semua jurus silatnya bak tarian matahari: hangat namun mematikan. Jarang ada musuh yang ia biarkan tetap hidup.

Suatu malam yang basah dipenuhi cahaya remang. Kondisi semakin mencekam setelah padepokan silat Menak Jinggo gagal membunuhku, cucu dari Pendekar Mata Satu. Kubawakan sebilah pisau untuk Gen yang sedang berjaga di perbatasan desa.

"Bunuh saja mereka yang berani memasuki desa kita," ucapku pada Gen sambil memberikan pisau padanya.

Saat itu pula, seorang berjubah hitam menyabet leher teman-teman kami bak petir menyambar. Gen dengan sigap menghindar dari sabetan pisau yang telah direbut oleh seorang berubah hitam itu dariku tanpa kusadari. Mereka berdua pun beradu jurus dan kekuatan.

Gen telah berjanji padaku bahwa dia harus baik-baik saja dalam setiap pertempurannya. Dia harus tetap melindungiku, menjagaku, jadi pahlawanku dan selalu ada untukku.

"Janji?" Kutatap wajahnya yang sendu.

"Janji." Gen menatapku dan menghapus air mataku.

Tapi kulihat saat ini, dia terbaring di depanku dengan banyak luka sayat di tubuhnya. Seorang jubah hitam itu bisa kapan pun menjatuhkan pisaunya tepat di jantung Gen.

"Wisanggeni! Kamu berjanji padaku akan baik-baik saja! Bangun!" teriakku padanya.

Air mataku menetes deras sederas hujan malam ini. Gen membuka matanya, melihat air mataku yang tersembunyi di balik rintik hujan. Ia bangkit.

"Aku paling tidak bisa melihat air mata suci seorang wanita keluar dengan mubazir, "

Gen mengeluarkan jurus-jurus andalannya yang hanya ia keluarkan ketika akan membunuh seseorang.

"Dasar Wisanggeni Edan!!!"

Setelah teriakan itu, aku tak mendengar apa-apa lagi. Kesunyian melanda. Hujan berhenti tiba-tiba. Namun malam tetap terjaga.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Aksi
Flash
Wisanggeni
Wirdatun Nafi'ah
Novel
Tomasz, pemburu kuda besi
Adi Windardi
Flash
Bronze
SALAH PAHAM
sisibulan
Flash
Bronze
Bersama Al-Aqsa
Daud Farma
Novel
Bronze
Para Joki
Farida Zulkaidah Pane
Novel
Bronze
Sholat Yo
Hermawan
Novel
Black Pearl Mafia
Alfiani Fauziyyah
Cerpen
Paradoks
Varenyni
Flash
Introvert, ekstrovert, dan ambivert
Nimilsy Butterfly
Novel
Bronze
Sekolah petarung
Bungaran gabriel
Cerpen
Bronze
SRIGALA BERDZIKIR DI AKHIR WAKTU
Ranang Aji SP
Cerpen
Bronze
Kebal Peluru
Sulistiyo Suparno
Novel
Trouble Diaspora
Maya Suci Ramadhani
Flash
Berusaha untuk Tidak Mati
Nurulina Hakim
Flash
Dewi The Super Woman Part. 2
Bramanditya
Rekomendasi
Flash
Wisanggeni
Wirdatun Nafi'ah
Novel
Bronze
Bunga Darah di Malam Anyir
Wirdatun Nafi'ah
Flash
Engkaulah Takdirku
Wirdatun Nafi'ah
Skrip Film
Bismahanta
Wirdatun Nafi'ah
Flash
Terancam
Wirdatun Nafi'ah
Flash
Ngeteh
Wirdatun Nafi'ah
Skrip Film
Manuscript Hunters
Wirdatun Nafi'ah