Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Kecupan Terakhir
6
Suka
5,700
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Kecupan terakhir itu masih membekas di keningku. Seketika rasa nyaman dan hangat datang, aku begitu tentram dibuatnya. Termenung sendiri sambil membayangkan, Zein enggak melulu memberi janji yang satu pun belum mampu ditepatinya. 

'Aku mencintaimu, shely. Kau percaya, kan? Tunggulah aku, aku akan datang dengan harapan-harapan nyata, hanya kita berdua. Dan aku enggak akan pernah meninggalkanmu, kau akan kubawa ke mana pun aku pergi, begitu juga sebaliknya, aku akan mengikuti dan menemanimu ke mana pun yang kau mau tuju.'

Ahh kata-katanya manis sekali, tapi kapan, Zein? Kapan? Aku capek melihatmu datang dan pergi sesuka hatimu, pergi ke sana bukan beberapa hari atau satu dua bulan, tapi setengah tahun berlalu baru kamu datang dengan senyuman yang seperti biasa kau torehkan dan aku capek dan muak.

Setengah jam yang lalu, kau masih duduk tepat di sampingku, berbicara panjang lebar, aku yang gak pernah fokus, karna kau mau pergi lagi. Kejadian ini mau sampai kapan berulang-ulang kali diperankan oleh kita berdua, pikirku terus menerus. Sampai kapan kita memainkan peran memuakkan ini, atau enggak akan pernah ada kata akhir?

Kau pegang tanganku, “Shel, aku pergi dulu, ya. Aku juga gak mampu menampung rindu jika hari esok telah tiba. Tapi, aku janji waktu aku nanti kembali ke sini, kita akan mengikat janji suci, karna kita sama-sama sudah siap, kan?”

Aku diam, janji suci apalagi ini?

“Zein, biarlah waktu yang menjalankan kita menuju jenjang itu, Aku enggak bisa berbuat apa-apa, hanya menunggu menantikan apa yang terjadi. Karna tugasku hanya menunggu dan menunggu kan, Zein?”

“Shel, tolong jangan gini? Aku enggak bisa pergi kalau kamu malah bersikap seperti ini.”

“Pergilah Zein, kamu tau, kan, kalau kamu datang, pasti aku samperin, berapa lama pun itu.”

Ia mengecup keningku lembut, seketika aku pun tak berkutik. Lama kelamaan rasa hangat dan nyaman kecupannya kurasakan damai. Terasa panjang dan aku menikmati waktu ini sesaat. Ia tersenyum, dan adegan ini kembali diperankan olehku, rasa ini kembali hadir dan aku hanya bisa melihatnya yang mulai berjalan pergi menjauh. Adegan perpisahan ini pun sudah berakahir.

Aku masih duduk sendirian, hadiah dari kecupan hangat itu masih kurasakan. Kecupan terakhir, karna aku enggak akan terlalu berharap lagi dengan hubungan ini. Ya, seperti yang kubilang kepadanya, aku akan menunggunya berapa pun lamanya. Namun, aku enggak berharap banyak.

Zein, lebih baik kita enggak pernah memulai hubungan yang hanya dibumbui perpisahan olehmu, karna nyatanya capek, Zein. Dan aku menunggu kepulanganmu hanya sekali lagi. Jika kita memerankan adegan ini lagi, aku enggak akan menunggumu lagi. Sudah cukup. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Kecupan Terakhir
Viola khasturi
Novel
Kalau-kalau Kita Gila Suatu Kelak
Niskala A.
Novel
Bronze
Among 1998
Ira Madan
Novel
Bronze
1 Hati 2 Raga
Nur Fitriani
Novel
Gold
Hitam Putih
Mizan Publishing
Novel
Bukan Drakor
Eva yunita
Cerpen
Bronze
Kata Hidup di Antara Kita pada Pentas Malam
Andriyana
Novel
Bronze
Griseo
Syeren medyanto
Flash
Perfect Blue
Pamella Paramitha
Flash
Lembu, Kucing, dan Bebek
Mochammad Eko Priambudi
Novel
Bronze
TANAH AIR KEDUAKU
Eunike Mariyani
Novel
Bronze
KALA ITU
Lirin Kartini
Novel
Bronze
Bukan Cinta Picisan
Nur'afifah Hasbi Nasution
Novel
Gold
Jokowi, Sangkuni, Machiavelli
Mizan Publishing
Novel
JARAMBAH
Hendra Wiguna
Rekomendasi
Flash
Kecupan Terakhir
Viola khasturi
Novel
Bronze
Pilihan Hati
Viola khasturi
Flash
Tikus Di Kamar
Viola khasturi
Novel
Aku Cinta Kamu
Viola khasturi
Flash
Ucapan
Viola khasturi
Flash
Apa itu cinta
Viola khasturi
Flash
Peristirahatan Terakhir
Viola khasturi
Flash
Pandemi
Viola khasturi