Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Kecupan Terakhir
6
Suka
5,959
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Kecupan terakhir itu masih membekas di keningku. Seketika rasa nyaman dan hangat datang, aku begitu tentram dibuatnya. Termenung sendiri sambil membayangkan, Zein enggak melulu memberi janji yang satu pun belum mampu ditepatinya. 

'Aku mencintaimu, shely. Kau percaya, kan? Tunggulah aku, aku akan datang dengan harapan-harapan nyata, hanya kita berdua. Dan aku enggak akan pernah meninggalkanmu, kau akan kubawa ke mana pun aku pergi, begitu juga sebaliknya, aku akan mengikuti dan menemanimu ke mana pun yang kau mau tuju.'

Ahh kata-katanya manis sekali, tapi kapan, Zein? Kapan? Aku capek melihatmu datang dan pergi sesuka hatimu, pergi ke sana bukan beberapa hari atau satu dua bulan, tapi setengah tahun berlalu baru kamu datang dengan senyuman yang seperti biasa kau torehkan dan aku capek dan muak.

Setengah jam yang lalu, kau masih duduk tepat di sampingku, berbicara panjang lebar, aku yang gak pernah fokus, karna kau mau pergi lagi. Kejadian ini mau sampai kapan berulang-ulang kali diperankan oleh kita berdua, pikirku terus menerus. Sampai kapan kita memainkan peran memuakkan ini, atau enggak akan pernah ada kata akhir?

Kau pegang tanganku, “Shel, aku pergi dulu, ya. Aku juga gak mampu menampung rindu jika hari esok telah tiba. Tapi, aku janji waktu aku nanti kembali ke sini, kita akan mengikat janji suci, karna kita sama-sama sudah siap, kan?”

Aku diam, janji suci apalagi ini?

“Zein, biarlah waktu yang menjalankan kita menuju jenjang itu, Aku enggak bisa berbuat apa-apa, hanya menunggu menantikan apa yang terjadi. Karna tugasku hanya menunggu dan menunggu kan, Zein?”

“Shel, tolong jangan gini? Aku enggak bisa pergi kalau kamu malah bersikap seperti ini.”

“Pergilah Zein, kamu tau, kan, kalau kamu datang, pasti aku samperin, berapa lama pun itu.”

Ia mengecup keningku lembut, seketika aku pun tak berkutik. Lama kelamaan rasa hangat dan nyaman kecupannya kurasakan damai. Terasa panjang dan aku menikmati waktu ini sesaat. Ia tersenyum, dan adegan ini kembali diperankan olehku, rasa ini kembali hadir dan aku hanya bisa melihatnya yang mulai berjalan pergi menjauh. Adegan perpisahan ini pun sudah berakahir.

Aku masih duduk sendirian, hadiah dari kecupan hangat itu masih kurasakan. Kecupan terakhir, karna aku enggak akan terlalu berharap lagi dengan hubungan ini. Ya, seperti yang kubilang kepadanya, aku akan menunggunya berapa pun lamanya. Namun, aku enggak berharap banyak.

Zein, lebih baik kita enggak pernah memulai hubungan yang hanya dibumbui perpisahan olehmu, karna nyatanya capek, Zein. Dan aku menunggu kepulanganmu hanya sekali lagi. Jika kita memerankan adegan ini lagi, aku enggak akan menunggumu lagi. Sudah cukup. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Dua Sisi
Amalia Dwiyanti
Novel
HELP
Kismin
Flash
Kecupan Terakhir
Viola khasturi
Flash
Menikah
(Nur) Rohayati
Novel
Bronze
Kau Berkata
Dewinda
Novel
Bronze
Batu Selomita
YOHS SUWONDO
Novel
Anton dan Alina
princess bermata biru
Novel
Lembayung Senja
Setya Kholipah
Novel
Gold
The Age of Innocence
Mizan Publishing
Novel
Gold
After School Club
Bentang Pustaka
Skrip Film
Bintang SMA 108
Yorandy Milan Soraga
Flash
Bronze
Sitti Nurbaya di Abad Milenium
Abdi Husairi Nasution
Flash
Bronze
Kapan Nikah : Flash Fiction Spesial Lebaran
Silvarani
Novel
Tawa Hujan
Yunita Islamiati
Novel
Bronze
Sulung
Puan Purnama
Rekomendasi
Flash
Kecupan Terakhir
Viola khasturi
Novel
Aku Cinta Kamu
Viola khasturi
Novel
Bronze
Pilihan Hati
Viola khasturi
Flash
Ucapan
Viola khasturi
Flash
Pandemi
Viola khasturi
Flash
Tikus Di Kamar
Viola khasturi
Flash
Peristirahatan Terakhir
Viola khasturi
Flash
Apa itu cinta
Viola khasturi