Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Aku bangun setelah mengikat rambutku dengan tali rambut yang masih berada di lengan sejak semalam.
Pukul 6 pagi hari.
Aku harus bergegas ke dapur dan membuat bekal untuk suamiku yang akan segera berangkat ke kantor untuk mencari nafkah bagi keluarga kecil kami.
"Kasihan kalau Mas Dimas harus beli makan siang di kantor, pasti repot." Ujarku berbicara sendiri sambil memotong-motong sayuran untuk segera kutumis dengan bumbu ala kadarnya.
Tak lupa kutambahkan bumbu penyedap karena memang aku sadar masakanku tidak begitu sedap untuk ukuran standar istri yang pandai memasak.
Setelah melihat jam di atas dinding yang detaknya sering membuatku kaget di malam hari, aku bergegas mengatur makanan yang baru saja aku masak ke dalam tempat bekal kesukaan suamiku.
Kotak bekal berbentuk segiempat dengan hiasan bunga daisy yang katanya, selalu mengingatkannya pada senyumku.
Aku tersenyum sendiri mengingat bualan suamiku itu.
Dengan langkah ringan, aku membawa kotak bekal ke ruang tamu untuk memberikannya pada Mas Dimas yang pasti sudah menunggu.
Aku berdiri di depan pintu rumah kontrakanku dengan membawa kotak bekal berisi makanan yang sudah kumasak sejak satu jam yang lalu.
Aku letakkan kotak makan itu di depan pintu kemudian kembali masuk ke dalam dan merebahkan diri di tempat tidur, berharap bisa kembali ke dalam mimpi dan bertemu dengan Mas Dimas, suami dari dalam mimpiku yang muncul semalam.