Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Byuurrr!!!
Dingin. Seluruh tubuhku serasa beku. Bergerak pun rasanya tak mungkin. Kedua mataku dipaksa menutup. Sementara punggungku seperti punya mata. Ia seakan tahu, seberapa dalam laut akan menelanku.
"Menjijikkan."
"Jangan dekat-dekat dengan kita."
"Lo pikir gue mau jadi temen lo?"
"Anak haram, mah, diem aja. Enggak usah sok menggurui orang."
"Kudengar dia hamil?"
"Apa-apaan? Anak dan ibu sama aja."
"Kirain anaknya polos."
"Sahabatnya saja—si Monika—muak sama dia."
Ini lucu. Di saat terakhirku, kenapa harus kata-kata mereka yang terlintas? Padahal aku melakukan ini agar bisa melupakan itu. Rasanya aku semakin ingin laut menelanku. Napasku tercekat. Aku tidak tahu berapa lama lagi aku bisa bertahan.
Untuk terakhir kali, aku ingin mataku terbuka. Melihat matahari dari bawah sini adalah salah satu impianku. Namun, sesuatu menghalangi cahaya matahari. Siluet manusia yang kukenal. Pandanganku buram, aku tak bisa memastikannya.
Hingga tangan itu menggapaiku. Genggamannya di pergelangan tanganku terasa gemetar. Sudah lama aku tidak merasakan genggaman ini. Kini bisa kupastikan siapa dia.
Aku tersenyum. Rupanya Monika.
***