Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Surat Untuk Neptunus
Hai Neptunusku..
Apa kabarmu yang jauh disana?
Tepat hari ini sudah 1095 hari kita berpisah, sudah puluhan surat yang aku kirimkan, tapi tak ada jawaban darimu. Apa kamu benar-benar sibuk ? Atau jangan-jangan suratnya tidak sampai padamu? Tetapi jika suratnya tidak sampai kenapa kau tidak pernah mengirim surat pula padaku? Tapi tak apa, yang penting kau disana sehat-sehat saja dan juga bahagia selalu.
Neptunus cantikku..
Banyak sekali orang disini yang menggodaku, menggoda perasaan dan jiwaku tentang kamu. Tetapi aku tak getir, aku tidak mendengarkan apa perkataan mereka yang bilang kamu sudah menikah dinegeri orang, tetapi aku tak percaya itu, karena kita sama-sama sudah berjanji untuk tidak menghianati cinta kita, kita berjanji untuk sama-sama menjaga cinta yang kita bangun atas dasar rasa dari kedua pihak, aku dan kamu.
Neptunusku yang indah..
Awal kita bertemu enam tahun lalu, tahun 1989 disebuah sekolah di Jakarta. Saat itu kita sama-sama mendapat hukuman dari kakak kelas karena telat saat ospek hari pertama sekolah, dan saat itu aku mengenalmu dan juga mencintaimu. Masih teringat jelas dikepalaku kamu terus tersenyum kepadaku, dan lama-kelamaan kita menjadi dekat, hingga kamu menganggap aku sahabat. Sebenarnya aku merasa sakit ketika kamu curhat tentang lelaki yang kamu cintai atau kamu nangis-nangis setelah putus dari lelaki-lelaki yang pernah singgah dihatimu, bodohnya aku terkadang ikut bantuin lelaki yang kamu suka supaya bisa dekat sama kamu tanpa memikirkan perasaan aku yang sudah seperti tersayat-sayat sakitnya melihat kedekatan kamu dengan dia.
Neptunusku yang sudah kehilangan radarku..
Aku bahagia ketika kamu selalu panggil aku dengan sebutan “My Hero”. Aku bangga dengan pencapaian diriku itu. Aku juga masih ingat dimeja tempat duduk dikelasku aku tulis nama kita “Deva dan Riana” sebagai penyemangat hari-hariku, walaupun aku tahu kamu tidak akan pernah membaca itu karena kita beda kelas.
Neptunusku yang aku tidak tahu kabarnya..
Setelah sekian lama memendam rasa, akhirnya malam itu aku memutuskan jujur padamu walau disaat yang tidak tepat karena aku tahu saat itu kamu sedang patah hati melihat lelaki yang kamu suka jalan dengan perempuan lain. Tetapi, Tuhan menjawab doaku, kamu menerimaku, kamu juga meminta aku tidak hanya menjadi sahabatmu, tetapi kekasihmu, heromu, yang selalu ada untukmu selamanya. Kamu tahu dalam hidupku kapan aku bisa merasa sangat bahagia tanpa tanding? Malam itu jawabannya, malam dimana kita resmi menjadi sepasang kekasih.
Neptunusku yang sudah tidak lagi biru..
Hari berganti hari, kita menjalaninya dengan penuh kebahagiaan, Hingga kita berdua sama-sama lulus SMA, dan jarak akan memisahkan kita setelah kamu memutuskan untuk ikut orangtuamu ke Belanda dan kuliah disana.
Neptunusku yang sudah tidak bisa kugapai..
Saat itu, walau kita akan berjauhan, kamu selalu menenangkan aku dengan perjanjian-perjanjian yang sering kamu buat, tentang kesetiaan dan penantian walau akhirnya … hingga detik ini … tepat tiga tahun kamu pergi dari sisiku … kamu hilang … kamu tidak memberikan dan membalas kabar …
Neptunusku yang hari ini kukirimkan surat terakhir dariku..
Jaga diri baik-baik disana ya, aku akan selalu mendoakan dan menantikanmu sampai kapanpun dan dimanapun aku berada
Dariku … Bumimu …