Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Sepadan
6
Suka
11,189
Dibaca

Kesal! Kesal! Kesal!

Coba bayangkan! Kamu sudah bekerja keras, tapi orang lain yang dapat kredit. Mending kalau orangnya memang lebih hebat dari aku; pegang word saja nggak bisa! Sombongnya bukan main! Sok pernah umroh tapi menghina orang seenaknya.

"Kamu belum umroh? Umroh dong, masa nggak bisa nabung. Oh iya ya, kau kan masih 3b, ya. Aku sih udah 3c. Beda level."

Bah! 3c dari mana? PTK aja pasti dapat nyolong! Nggak layak!

"Sudah, sudah," suamiku tersenyum menanggapi kembang kempis hidungku yang siap mengeluarkan api.

Aku menatapnya. "Kamu tahu tadi dia bilang apa?"

Suamiku mengangkat alis, menantangku mengatakannya.

"Dia bilang, 'Belajar nyetir, dong. Nih, nyetir mah modalnya cuma berani! Kasihan suami lo! Jemput lo tiap hari. Emang dia nggak kerja apa!"

Suamiku malah tersenyum makin lebar. "Hm, bagaimana kalau aku pegangi dia, terus kamu yang pukuli dia?"

Aku menatapnya tidak percaya. Ada elemen lucu dari perkataannya, tapi amarahku menyelubungi bak kabut beracun.

"Dengar, sayang. Kamu bisa saja berdoa supaya kebinasaan menimpa dia, tapi akankah sepadan?"

Aku rasakan rahangku mengeras saat keluar desah parau, "Ya, pasti."

Mendadak ponselku berbunyi. Dari seorang teman. Aku mengangkatnya.

"Lia, kamu sudah dengar? Bu Revi meninggal! Tabrakan!"

Kurasakan dadaku hampa secepat kibasan tangan. Dunia mendadak sunyi meski aku dengar suamiku bertanya. Tanganku kebas meski suamiku menuntunku untuk melayat. Seolah melayang meski tubuhku merapat punggung suamiku saat ia memacu sepeda motor.

"Akankah sepadan?"

Memang umur ada di tangan Tuhan, tapi layakkah terucap kebinasaan seberapapun kesalnya kita?

Ambulan meraung, membawa jenazah yang tak lagi sempurna, tapi samar di cakrawala perhatianku karena yang kulihat hanya suaminya yang berurai air mata sambil merangkul dua putri kecilnya yang menjerit, "Mama! Mama!"

Akankah sepadan?

Aku rasakan pundakku dirangkul. Suamiku tersenyum sedih.

"Maafkan aku...," desahku.

"Maafkan dia juga...."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@lirinkw : πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚
Ucapan adalah doa. Hati2. Eh penulisnya udh komen gitu di bawahku πŸ˜…
So the lesson is ... be very careful of what you wish for ... 😊
Kenapa kebinasaan dan tidak melarat aja? Kasihan yang ditinggal pergiπŸ₯Ί
Duh sedihhh
Rekomendasi dari Drama
Novel
Sederhana
Kepo
Flash
Sepadan
DMRamdhan
Novel
Bronze
Kisah Cintaku : Terjebak dalam Cinta
Rigwaldy SInaga
Novel
Rumah Tak Berpintu dan Jendela
Setiawan Saputra
Komik
David and his ordinary life
Tri Agustinauli
Skrip Film
Dapur, Sumur, Kasur
Lukyana Arsa
Novel
Bronze
Let's Not Fall In Love
Alva
Novel
Bronze
Harus meninggalkan suamiku
Rosidawati
Novel
Bronze
JANGAN PERGI
ARAWINDA DL
Novel
Langit 1998
Ephrilia Skha
Novel
Cuervo
Rizki
Komik
Hot Daddy VS Cute Baby
deetata
Cerpen
Bronze
Bertemu Perpisahan
Desy Sadiyah Amini
Skrip Film
mengantarkan pada kebahagiaan
Selvi Diana Paramitha
Flash
Senja di Batas Kota
Mambaul Athiyah
Rekomendasi
Flash
Sepadan
DMRamdhan
Novel
Kecuali Monyet
DMRamdhan
Cerpen
Akhir Sebuah Perang
DMRamdhan
Flash
L'esprit de L'escalier
DMRamdhan
Novel
Bronze
Layang-Layang Putus Tak Pernah Salah
DMRamdhan
Flash
Bakat
DMRamdhan
Cerpen
Bronze
Korslet (Kisah Seputar Kopi dan Resleting)
DMRamdhan
Flash
Time Alone
DMRamdhan
Novel
Bronze
Ayat yang Tak Terucap
DMRamdhan
Novel
Janna dan Pria Bersayap Api
DMRamdhan
Novel
Rumah Sang Bidadari
DMRamdhan
Novel
To Protect
DMRamdhan
Novel
FATEBENDER
DMRamdhan
Skrip Film
Ruang Rahasia Ibu
DMRamdhan
Flash
Sejatinya Keindahan
DMRamdhan