Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Ternyata Aku Masih
16
Suka
12,948
Dibaca

Saat membersihkan gudang di belakang rumah, aku melihat kontainer kecil dipenuhi kaset bekas yang sudah beraroma tajam dan apak. Aku mengambil kaset-kaset itu, lalu menyusunnya satu persatu. Seketika, hatiku terjebak nostalgia. Aku menemukan album Jikustik—1000 Tahun dan Perjalanan Panjang, beberapa album KLa Project, dan diskografi lengkap Dewa 19, serta album kedua Padi. Aku jadi ingin mendengarnya lagi. Tetapi, aku tak punya pemutarnya. Tape recorder sudah menjadi barang antik di zaman sekarang.

Saat memilah-milah beberapa judul yang mungkin ingin aku simpan, aku terkejut menemukan kaset-kaset berkotak putih di dasar kontainer. Tertulis dua patah nama di sampulnya. Namanya dan namaku.

Dulu, saat masih duduk di bangku SMA, aku pernah bertukar buku harian dengan sahabatku. Dia perempuan mungil yang cantik, dengan wajah seteduh langit pukul enam pagi. Pita merah muda senantiasa menghias rambutnya. Di aula olahraga yang sepi, kami berbincang menghabiskan jam istirahat seraya menyatap bekal yang kami bawa dari rumah.

Pada suatu pagi yang sembap, sebelum pelajaran pertama dimulai dan gerimis turun membasahi pohon tanjung di depan jendela, dia duduk di sampingku, lalu memberiku sebuah kaset. Dia menyuruhku merekam apa pun di dalamnya—dan dia membalasnya dengan rekaman juga. Katanya, dia ingin kaset itu menjadi pelengkap buku harian yang sudah kami tulis dalam setahun.

Kami pun mengisinya dengan cita-cita, pembacaan puisi, kutipan buku, nyanyianku yang sumbang (dan tidak sebanding dengan suaranya yang indah), juga hal-hal yang biasa saja, tapi berarti pada akhirnya—seperti kenangan. Diam-diam aku menaruh hati kepadanya, tapi tak berani mengungkapkannya. Aku takut hubungan kami patah hanya karena hal sesepele cinta.

Aku tak mampu menahan senyum saat mengingat, dia begitu membenci Peterpan yang baru saja merilis album perdananya. “Namaku jadi macho gara-gara dibaca ‘Aril’,” keluhnya saat aku bertanya kenapa. Aku tertawa.

Kami cukup lama bertukar kaset, sampai dua sisinya habis, lalu bergantian membeli yang baru.

Pada pertengahan tahun, dia harus pindah karena sesuatu yang aku tak lagi ingat. Dia membiarkanku menyimpan kaset-kaset itu, dengan syarat aku harus merelakan buku yang aku tulis bersamanya. Pada hari perpisahan, aku menangis dan dia memberiku pelukan erat yang hangatnya masih tersisa hingga kini. Ternyata, aku masih mencintainya.

“Lagi apa?” sebuah suara mengejutkanku. Putri kecilku yang manis berdiri di depan gudang, “Main, yuk?”

Aku mengelap air mataku, lalu menghampirinya. “Boleh,” jawabku. “Mama ganti baju dulu ya, Ari-yel.”

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (3)
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Ustadzku Jodoh Terbaikku
shefia decha madhani
Novel
Gold
Melbourne
Gagas Media
Flash
Ternyata Aku Masih
Rafael Yanuar
Novel
Eunoia
Name of D
Novel
Mantan Tampan.!
Zulaeva Irina Tjg
Novel
Kupu - Kupu
Chris Regar
Novel
Bronze
PATAH HATI SEORANG DEMONSTRAN
Mario Matutu
Flash
Serenade
Roy Rolland
Cerpen
CINTA DIUJUNG BANGKA
ahmad bahroni
Novel
Cinta dalam Cerita
Sayidina Ali
Komik
Coward Love
Erik Renaldo
Skrip Film
Sepenggal Kisah dari SMP (Screenplay)
Nadya Wijanarko
Cerpen
Bronze
Cinta dalam Bayangan
Titin Dwi Handayani
Novel
Bronze
40 Hari Terakhir
Nandreans
Novel
SURAT RINDU UNTUK PUTRAKU
Nengshuwartii
Rekomendasi
Flash
Ternyata Aku Masih
Rafael Yanuar
Flash
Kekasih Hujan
Rafael Yanuar
Novel
Kesempatan Kedua
Rafael Yanuar
Novel
Di Antara Kelahiran dan Kematianku, Ada Kamu sebagai Hidup
Rafael Yanuar
Cerpen
Menulis Haiku
Rafael Yanuar
Flash
Clair de Lune
Rafael Yanuar
Flash
Warna Pelangi
Rafael Yanuar
Flash
Lari!
Rafael Yanuar
Cerpen
Perempuan Berambut Perak
Rafael Yanuar
Flash
Ding Dong, Bioskop, dan Kafe
Rafael Yanuar
Flash
Jalan Sepajang Malam
Rafael Yanuar
Flash
Lebih dari Cukup
Rafael Yanuar
Flash
Setelah Gelap Datang
Rafael Yanuar
Cerpen
Kunang-Kunang di Jendela
Rafael Yanuar
Novel
Perjalanan Semusim
Rafael Yanuar