Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Ternyata Aku Masih
16
Suka
13,740
Dibaca

Saat membersihkan gudang di belakang rumah, aku melihat kontainer kecil dipenuhi kaset bekas yang sudah beraroma tajam dan apak. Aku mengambil kaset-kaset itu, lalu menyusunnya satu persatu. Seketika, hatiku terjebak nostalgia. Aku menemukan album Jikustik—1000 Tahun dan Perjalanan Panjang, beberapa album KLa Project, dan diskografi lengkap Dewa 19, serta album kedua Padi. Aku jadi ingin mendengarnya lagi. Tetapi, aku tak punya pemutarnya. Tape recorder sudah menjadi barang antik di zaman sekarang.

Saat memilah-milah beberapa judul yang mungkin ingin aku simpan, aku terkejut menemukan kaset-kaset berkotak putih di dasar kontainer. Tertulis dua patah nama di sampulnya. Namanya dan namaku.

Dulu, saat masih duduk di bangku SMA, aku pernah bertukar buku harian dengan sahabatku. Dia perempuan mungil yang cantik, dengan wajah seteduh langit pukul enam pagi. Pita merah muda senantiasa menghias rambutnya. Di aula olahraga yang sepi, kami berbincang menghabiskan jam istirahat seraya menyatap bekal yang kami bawa dari rumah.

Pada suatu pagi yang sembap, sebelum pelajaran pertama dimulai dan gerimis turun membasahi pohon tanjung di depan jendela, dia duduk di sampingku, lalu memberiku sebuah kaset. Dia menyuruhku merekam apa pun di dalamnya—dan dia membalasnya dengan rekaman juga. Katanya, dia ingin kaset itu menjadi pelengkap buku harian yang sudah kami tulis dalam setahun.

Kami pun mengisinya dengan cita-cita, pembacaan puisi, kutipan buku, nyanyianku yang sumbang (dan tidak sebanding dengan suaranya yang indah), juga hal-hal yang biasa saja, tapi berarti pada akhirnya—seperti kenangan. Diam-diam aku menaruh hati kepadanya, tapi tak berani mengungkapkannya. Aku takut hubungan kami patah hanya karena hal sesepele cinta.

Aku tak mampu menahan senyum saat mengingat, dia begitu membenci Peterpan yang baru saja merilis album perdananya. “Namaku jadi macho gara-gara dibaca ‘Aril’,” keluhnya saat aku bertanya kenapa. Aku tertawa.

Kami cukup lama bertukar kaset, sampai dua sisinya habis, lalu bergantian membeli yang baru.

Pada pertengahan tahun, dia harus pindah karena sesuatu yang aku tak lagi ingat. Dia membiarkanku menyimpan kaset-kaset itu, dengan syarat aku harus merelakan buku yang aku tulis bersamanya. Pada hari perpisahan, aku menangis dan dia memberiku pelukan erat yang hangatnya masih tersisa hingga kini. Ternyata, aku masih mencintainya.

“Lagi apa?” sebuah suara mengejutkanku. Putri kecilku yang manis berdiri di depan gudang, “Main, yuk?”

Aku mengelap air mataku, lalu menghampirinya. “Boleh,” jawabku. “Mama ganti baju dulu ya, Ari-yel.”

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (3)
Rekomendasi dari Romantis
Skrip Film
GIO
Kopi item
Flash
Ternyata Aku Masih
Rafael Yanuar
Cerpen
Bronze
Menanti Masa
Yooni SRi
Cerpen
Zayn
Lia
Novel
Tetangga Lima Langkah
Lirin Kartini
Cerpen
Buku untuk Fathan
cielonote
Flash
Bronze
Nyanyian Kode
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
(Bukan) Si Pahit Delta
Lilis Alfina Suryaningsih
Skrip Film
Duda-Duda Durjana
Kinanti WP
Flash
Bronze
Tidak Bisa
Raydinda Shofa
Cerpen
Bronze
Keputusan
Anjrah Lelono Broto
Novel
Bronze
SELINGKUH DENGAN ISTRIKU
DaraTresnaAnjas
Skrip Film
Kamu Orang Seperti Apa Ketika Jatuh Cinta?
IndaahNs
Flash
Lari
Delia Angela
Flash
Lubang
Dara Oct
Rekomendasi
Flash
Ternyata Aku Masih
Rafael Yanuar
Cerpen
Hujan yang Arif Tahu Kapan Harus Turun
Rafael Yanuar
Flash
Mencari Kacamata
Rafael Yanuar
Flash
Upaya Sederhana Memaknai Kenangan
Rafael Yanuar
Cerpen
Catatan Harian Pak Treng
Rafael Yanuar
Cerpen
Arwah Kunang-Kunang
Rafael Yanuar
Cerpen
Toko Buku Kecil di Kaki Bukit
Rafael Yanuar
Cerpen
Kisah Rubah
Rafael Yanuar
Novel
Di Antara Kelahiran dan Kematianku, Ada Kamu sebagai Hidup
Rafael Yanuar
Flash
Lukisan Rendra
Rafael Yanuar
Cerpen
Malam Dingin di Cigigir
Rafael Yanuar
Cerpen
Tujuh Belasan di Desa Dukun
Rafael Yanuar
Cerpen
Penenun Pelangi
Rafael Yanuar
Novel
Perjalanan Semusim
Rafael Yanuar
Flash
Warna Pelangi
Rafael Yanuar