Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Tempat Cuci Piring
9
Suka
15,836
Dibaca

Tehkep ikut antrian pada saat makan siang diatas kapal sungai hari itu. Mereka menaiki tambang air atau biasa di sebut motor Bandung dengan tujuan Pontianak. Hal ini mereka lakukan karena jalan darat tidak bisa dilewati kendaraan, karena sedang musim hujan sehingga jalannya tergenang sangat dalam oleh serangan banjir dahsyat.

Dia naik ke kapal tambang ini hanya ikut-ikutan saja, karena dia sama sekali belum pernah ke Pontianak. Melihat kawan-kawannya begitu semangatnya turun kuliah, dia pun nekat juga meskipun uangnya hanya pas-pasan untuk biaya tambangnya saja. Ayahnya di kampung sama sekali tidak tahu jika dirinya ikut turun ke kota untuk melanjutkan sekolah.

Bagaimana kelanjutan urusannya di Pontianak dalam keadaan tidak mempunyai uang dan sama sekali tidak ada sanak family, nantilah dipikirkan, kata Tehkep dalam hatinya. Semenjak ibunya meninggal dunia dan hidup serta sekolahnya disupport oleh ayahnya saja. Maka Tehkep selalu berpikir singkat dan cenderung tidak perduli resiko. Mati hidup adalah urusanan Tuhan, sehingga membuatnya cenderung hidup nekat. Jika mati pun ya sudah, toh tidak ada manusia yang hidup abadi.

Meskipun Tehkep melihat porsi nasi dan sayur untuknya sepertinya sangat sedikit untuk ukuran kebiasaan makannya, tetapi karena melihat yang lainnya juga mendapatkan porsi dengan ukuran yang kurang lebih sama, maka diapun diam saja.

Hanya saja hal yang mengherankan Tehkep adalah semua piring dan gelas yang mereka gunakan semuanya terbuat dari plastik tipis. Baik piringnya begitu juga cangkir untuk mereka minum. Sungguh sangat pelit pemilik tambang ini, pikir tehkep. Massa semua piring dan cangkir untuk penumpang dibelikan dari plastik? Sangat tipis lagi.

Namun Tehkep tidak mau memikirkannya lebih jauh lagi, karena perutnya sudah berdendang. Dia melahap makanannya hanya dalam waktu singkat, karena porsi yang didapatnya itu kurang lebih seperempat saja untuk kebiasaan makannya. Hingga dia sama sekali tidak merasa kenyang. Tapi masalah menahan lapar baginya bukanlah persoalan, karena sudah terlalu sering dirinya sampai lima hari tidak merasakan sebutir nasipun.

Sesuai kebiasaan yang selalu diterapkan oleh almarhumah ibunya, maka begitu selesai makan Tehkep membawa piring dan cangkirnya itu ke arah dapur atau tempat cucian yang sempat dilihatnya tadi sewaktu ke WC.

“Eh, mau di bawa kemana piringnya?” Tanya seorang penumpang ketika melihat kelakuan Tehkep.

“Ke tempat cucian.”

“Oh, salah itu!”

“Kok salah?”

“Bukan di sana tempat mencucinya...”

“Memangnya di mana?”

“Apakah kamu baru kali ini naik tambang air?” tanya orang itu lagi.

“Ya.”

“Oh, begitu. Sini saya ajarkan!” katanya sambil mengambil piring plastik dan gelas plastik itu dari tangan Tehkep lalu kemudian melemparkan piring dan gelas itu ke sungai.

“Eh? Kok begitu?” Tanya Tehkep kebingungan.

“Saya kasi tahu kamu, begitulah cara mencuci piring di motor Bandung itu. Tempat mencucinya ya di sungai.’

“Tapi...Tapi kan sayang...”

“Aaahh. Jangan dipikirkan. Seberapalah harganya piring plastik tipis begitu bagi pemilik motor Bandung ini,” kata orang itu.

Tehkep tentu saja kebingungan. Menurutnya hal demikian adalah suatu pemborosan dan polusi. Kalau hanya satu orang saja sih iya, tapi bayangkan kalau seratus orang dikalikan 30 hari dikalikan 12 bulan dikalikan sepuluh tahun. Tidak bisa dibayangkan berapa harga yang harus dikorbankan. Belum lagi sampah plastik yang menumpuk disungai dan akhirnya hanyut kelaut.

 

***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Flash
Tempat Cuci Piring
Yovinus
Cerpen
Bronze
Without You
lidia afrianti
Skrip Film
Burung dan Awan
Eko Hartono
Skrip Film
ALL ABOUT G!
salwa safira
Skrip Film
Just One In The World; PASKIBRA
Nia Amelia Suhada Dalimunthe
Skrip Film
Adam
Yurgen Alifia Sutarno
Flash
Ikan
Impy Island
Komik
Corrupted Program Running..
[Raven_Owl]
Skrip Film
REMEMBER YOU CAROUSELLY
Raja Alam Semesta
Flash
Tiket Terakhir
Yuli Harahap
Flash
Impian
Ika nurpitasari
Novel
Aku dan Narasi Tentang Perempuan Itu
yopiana
Skrip Film
PILIHAN
Indra Andries
Flash
Back to My Childhood
Kiara Hanifa Anindya
Novel
Sebuah Rasa yang Kusebut Rumah
fotta
Rekomendasi
Flash
Tempat Cuci Piring
Yovinus
Cerpen
Mangga di Balik Pagar
Yovinus
Cerpen
Pilkada Tanpa Pilihan
Yovinus
Flash
Sembilan Ribu Bintang
Yovinus
Flash
Bronze
Kucing Tidak Menolak Ikan
Yovinus
Novel
Bronze
Integritas Penyelenggara Pemilu
Yovinus
Cerpen
Para Sultan Jalanan
Yovinus
Cerpen
Prahara Keluarga Karena Ipar Menikah
Yovinus
Cerpen
Pak Khairul Yang Kharismatik dan Para Ayamnya Yang Usil
Yovinus
Novel
Bronze
Orang Orang Di Atas Angin
Yovinus
Cerpen
Membeli Mobil Dengan Air Liur
Yovinus
Cerpen
Aduh, Aku lagi, Aku Terus
Yovinus
Flash
Selamat Ulang Tahun
Yovinus
Cerpen
Tutik Sang Maha Benar
Yovinus
Cerpen
Di Belakang Layar Kekuasaan
Yovinus