Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Sore frustasi, beberapa hari ini Sore selalu menyiapkan makan malam untuk menyambut kepulangan Langit dari bertugas di pulau Rote. Namun Langit tak kunjung mengabarkan kepulangannya, padahal hari ini sudah seharusnya dia pulang setelah sebulan brlayar. Wajar jika Sore menjadi cemas tak berkesudahan, karena akhir-akhir ini cuaca sedang tidak bersahabat.
Jam 10 malam, Sore masih menunggu kepulangan Langit. Makan malam yang disiapkannya pun sudah dingin.
Jam 11 malam, Sore membereskan makanan yang tak sedikit pun dia sentuh. Lantas dia menyalakan TV, ada berita tentang kecelakaan sebuah kapal di Pulau Rote. Sore panic, dia bergegas menelpon suaminya, bahkan ke teman-teman suaminya satu per satu, namun semuanya tak ada respon. Sore semakin khawatir dan segera mendatangi lokasi kecelakaan.
Dalam kepanikannya, Sore ditemani adiknya segera menuju ke rumah sakit tempat para korban dirawat. Sore periksa satu per satu korban, tetapi tak didapati suaminya. Dari salah satu ABK, Sore mendapati fakta jika Langit mengambil cuti bulan ini.
Sore menjadi semakin panic, lalu kemana Langit pergi selama sebulan ini?
Keesokannya, jam 7 pagi, Sore mencari tahu Langit kemanapun. Hingga beberapa hari kemudian, akhirnya berkat bantuan sang adik, Sore mendapati fakta jika Langit sedang bermesraan bersama seorang wanita muda.
Sore yang tidak mau berprasangka terlalu lama segera mendatangi suaminya. Sore tampar suaminya, segala sumpah serapah keluar dari mulut Sore. Langit hanya menerimanya. Hingga kemarahan Sore mereda ketika perempuan di samping Langit pingsan saat memberikan pembelaan untuk Langit.
Di rumah sakit, Langit bilang pada Sore, “Maaf, pernikahan kemarin adalah sebuah kesalahan. Aku telah menjadikanmu selingkuhanku. Perempuan tadi adalah istriku, tetapi dia sedang sakit Leukimia.”
Sore masih tak bisa berkomentar apapun. Hatinya begitu kacau saat dia harus harus merelakan Langit untuk istrinya yang lain. Sore tak ingin ada perempuan yang tersakiti karena dirinya.