Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
"Bii. Ibu mau pinjam uang sama kamu."
.
"Ah, kamu itu sama orang tua gitu amat! Kamu kan punya suami yang masih sehat, masih kerja. Kalo bapak kamu masih kerja tetap kayak dulu juga ibu gak akan minta tolong sama kamu."
.
Bagai bising knalpot RX-KING, kalimat paksa sang ibunda terngiang dalam benak Serbia Annisa. Hal tersebut sebenarnya tiada masalah bagi Serbia, sebab permintaan seorang ibu yang sangat ia sayangi. Hanya saja, kondisi krisis keuangan yang juga dialami oleh keluarga kecilnya, maka, terpaksa Mama Muda itu selalu mencari solusi pinjaman, tanpa bisa berkata apa-apa, dan hanya menyalahkan dirinya sendiri.
.
***
.
'Jelas akun real dong. Aku sherlok yaa'.
'Oke oke. Habis isya OTW'.
'400 tf 100 kak'.
'Servisnya yang bagus yaa'.
'Siap, Kak. Habis isya aku tunggu di room yaa'.
.
Laksana melihat putri semata wayangnya dicubit oleh orang lain, pikiran Serbia berkecamuk tatkala melihat isi ponsel sang suami. Di tengah kesulitan ekonomi, tega-teganya teman hidupnya itu menyenangkan diri sendiri tanpa pernah peduli. Padahal sejak menikah lima tahun lalu, Serbia amat berupaya menjadi istri yang baik lagi berbudi pekerti. Semuanya runtuh, semuanya musnah, karena ia merasa tak pernah dihargai.
.
***
.
"Iya, cantik. Lo adalah perempuan paling cantik natural dan baik hati yang pernah gue temui. Lo gak pantas diperlakukan seperti itu."
.
"Emang lo mau, hidup lo datar terus kayak dada cowok?"
.
Ibarat lentera yang datang di tengah kegelapan. Kata-kata dan perbuatan Nikita sungguh menerangi Serbia dalam kondisi kebingungan. Acara reuni mempertemukannya kembali dengan Nikita, sahabat yang dahulu pernah ditolongnya. Kini Nikita sudah menjadi seorang pengusaha sukses dan kaya raya.
.
***
.
"Ebi! Lo harus bisa buktiin, kalo lo bukanlah perempuan bodoh yang bisa diinjak oleh siapapun!"
.
Sampai suatu ketika Serbia berkata demikian pada diri sendiri. Kedekatan dengan Nikita ternyata berpengaruh pada pola pikir, sifat, dan juga gaya hidupnya. Semesta kemudian mencatat niat Serbia yang hendak melemahkan posisi ibunda lalu berniat menceraikan sang suami. Hingga datanglah sebuah kesempatan, dan Serbia bisa merasa puas untuk tertawa.
.
Yah..., Serbia terus mengikuti alur kehidupan tanpa pernah sadar, jika sedari awal alur tersebut adalah permainan seorang Nikita.