Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Cinta dalam Seuntai Tasbih
5
Suka
6,566
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Usiamu sudah berapa? Tiga puluh satu!" kata Mama sambil menatapku. "Adikmu saja sudah mau menikah!"

Aku memaklumi kekhawatiran Mama, usia yang sudah tidak muda lagi dan menjadi gunjingan para tetangga karena di sekitar hanya aku, satu-satunya gadis yang belum menikah dengan usia matang. Ditambah dengan adik yang usianya enam tahun lebih muda dan seorang laki-laki, tapi dia sudah mau menikah. Bukan aku tak ingin menikah, mungkin hanya Allah belum mentakdirkan.

Berulang kali aku menjalin kasih, tapi selalu kandas di tengah jalan, entah itu karena dia berkhianat atau karen orang tua yang tak restu. Bahkan, lima tahun terakhir kemarin aku menjalin kasih dengan seseorang yang begitu aku cinta, rencana pernikahan pun sudah dibuat, tapi sayang semua gagal. Pil pahit itu harus kutelan mentah-mentah di saat hanya tinggal beberapa bulan lagi hari bahagia akan tiba. Kini ditambah dengan desakan Mama agar aku segera menikah.

Sakit, itu yang aku rasakan saat ini. Orang tua yang seharusnya paham akan keadaan justru memojokkan tanpa ampun. Ingin berteriak dan memaki, tapi masih ingat jika dia adalah perempuan yang telah melahirkanku dan surga berada di telapak kakinya. Aku hanya memerlukan sebuah pelukan, kata-kata penguat saat hati terkoyak atas kehilangan seseorang yang kucinta.

Dalam kehancuran yang tidak pernah terpikirkan, hingga membuat tangis jatuh tanpa mau berkompromi. Membuatku terdiam dan menepi dari semua keadaan. Orang yang seharusnya menjadi tempatku mengadu, justru ikut membuat luka ini menjadi semakin dalam. Hingga akhirnya, mata yang sudah tidak lagi jelas seperti apa bentuknya esok memandung sebuah tasbih yang selalu tersimpan rapi di atas sejadah. Allah, ya, hanya Dia yang tidak pernah meninggalkan hambaNya meski dalam keadaan seperti apa pun.

Di keheningan malam, aku bermunajat, mengadu kepada Sang Khalik atas semua gundah yang kurasa. Memohon sebuah cinta yang selama ini tidak pernah kurengkuh. Sadar betul, selama lima tahun ini cinta ini begitu besar diberikan kepada dia yang belum halal, hingga lupa jika ada yang jauh lebih berhak atas cintaku. Bahkan, sesungguhnya, cinta Allah jauh lebih berharga.

"Rabb, ampunkan aku yang telah lalai atas semua peringatan akan cintaMu. Terlalu terpana akan cintanya dunia. Maafkan hambaMu yang selama ini menduakanMu," isakku dalam diam.

Cinta abadi, bukan kepada makhluk, melainkan kepada Sang Rabb yang lebih abadi dan berhak atas semua cinta. Mengagungkan namaNya bukan dengan puji-pujian, tetapi melalui dzikir bersama seuntai tasbih di tangan.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
relate banget sama yang sudah tua tapi belum nikah. 😭
Rekomendasi dari Religi
Flash
Cinta dalam Seuntai Tasbih
khansa
Novel
PECI HAJI... (sujud sunyi sang birokrat)
Riyanto El Harist
Novel
Gold
Iblis Tidak Butuh Pengikut
Bentang Pustaka
Cerpen
Bronze
Sahabat Tak Terlihat
hyu
Novel
Gold
Stop Pretending Start Practicing
Noura Publishing
Novel
Sabda Cinta Dua Insan
iqbal syarifuddin muhammad
Flash
Penyakit Pesantren
Yulia Fahri
Novel
Jeremba Asmaraloka
Mutiah Anggerini
Novel
Jodoh Untuk Adel
NURHIDAYAH
Novel
Gold
Tafsir Al-Quran di Medsos: Mengkaji Makna dan Rahasia Ayat Suci pada Era Media Sosial (REPUBLISH)
Bentang Pustaka
Novel
Isyarat Sabda Cinta
Hanang Ujiantoro Putro
Novel
Gold
Dear Allah
Coconut Books
Novel
Bronze
Syariat Cinta
YF Rijal
Novel
Bronze
romantisme pergerakan
Didin Emfahrudin
Novel
Gold
Pernikahan Impian
Mizan Publishing
Rekomendasi
Flash
Cinta dalam Seuntai Tasbih
khansa
Flash
Take Me to Jannah
khansa