Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Disiang hari yang tenang, di dalam laut, Roro-chan alias Nyai Roro Kidul berjalan dikawal oleh abdi dalemnya.
Tiba-tiba sebuah senter hijau jatuh menimpa kepala Roro-chan.
"Apa itu?" ujar Roro sambil menusap kepalanya.
Abdi dalem memungut senter itu. Ia berikan kepada Roro-chan.
Roro-chan membacanya, "Roro-chan My Girl!"
Wajah Roro-chan memerah marah. Petir-petir menyambar dari luar. Ombak menjadi ganas.
"Keranjiang(kurang ajar)!" amuknya lalu meremas senter terkutuk itu.
"Beraninya mereka membuatku jadi lelucon! Generasi mbelgedes(nyebelin)! BEDEBAH!"
"SAVAGE!" seru abdi dalem.
"MANIAC!" seru abdi dalem satunya.
"Apa itu?" tanya Roro-chan.
Abdi dalem mengeluarkan ponsel lalu menunjukan aplikasi permainan yang ada karakter Roro-chan didalamnya.
"Nyai ingat dulu, Nyai menyuruhku membuang ponsel ini."
Roro-chan cemberut, "Iya, aku ingat sekali. Kenapa kau masih menyimpannya?" omel Roro-chan sebal.
"Permainan ini sangat seru Nyai. Dan Nyai dipermainan ini sangat kuat."
Roro-chan pun menepuk jidatnya, "Baiklah, simpan ponsel itu."
"Terimakasih Nyai!" seru senang sang abdi dalem.
"Kita harus beraksi sekarang, keburu anak itu kabur."
Mereka berenang ke permukaan. Roro-chan, melayang di atas laut.
"Ayo, Se.... " seruan Roro-chan terhenti ketika melihat banyak pemuda menggunakan baju hijau bergambar wajahnya dan membawa senter hijau. Mereka menari-nari serta berteriak.
"Roro-chan! Roro-chan! Woi! Woi! Woi!" seru semangat mereka.
"Kenapa mereka?" tanya Roro pada abdi dalemnya.
"Mereka tercipta dari individu yang berkumpul menjadi satu lalu membentuk sebuah komunitas yang disebut pecinta Nyai Roro Kidul."
"Aku nggak ngerti!!!" jengkel Roro-chan memukul kepala abdi dalemnya dengan kipas.
"Ah, masa bodoh, aku akan seret mereka semua!!"
Sebuah ombak besar pun menerjang para penggemar Roro-chan. Mereka semua masuk dimensi kerajaan Roro-chan.
Beberapa saat kemudian setelah mereka tau di hadapan mereka adalah sang idola, mereka menggila.
"RORO-CHAN I LOVE YOU FULL!" teriak histeris mereka.
"Eh, eh, kenapa mereka?" panik Roro-chan.
Mereka mengejar Roro-chan yang lari terbirit-birit.
Para abdi dalem hanya bisa bisa melihat Nyai mereka dikejar.
"Iyaaaaak! Aku jijik!" histeris Roro-chan yang berlari ke sana-kemari.
"RORO-CHAN!"
"Abdi dalem, usir mereka, hyaaaa!"
"Baik Nyai!"
Dengan satu hentakan tongkat, mereka terpental ke permukaan.
Istana pun jadi aman dan damai. Dayang-dayang Roro-chan keluar dari persembunyian lalu berusaha menenangkan Roro-chan.
"Nyai, tidak apa-apa, mereka sudah hilang."
"Zaman gila, hiks," tangis Roro-chan merujuk.
"Aku benci mereka, aaaaa!!!" rengek Roro-chan.