Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
“Maria, aku mau curhat sama kamu.” Sebuah suara terdengar sedih. Suara isakan. Aisyah menangis.
“Kamu kenapa, Aisyah?” Maria bertanya heran.
“Suamiku selingkuh, Maria,” tangis Aisyah meledak. Sambil sesenggukan ia menghapus air matanya.
“Selingkuh? Apa maksud kamu?” dahi Maria sedikit berkerut. Berusaha mendramatisir keadaan yang klamufase.
“Farhan selingkuh dengan perempuan lain. Suamiku sudah tidak romantis, Maria. Dia berubah dingin. Aku yakin dia pasti selingkuh dengan perempuan lain,” suara Aisyah masih terdengar berat.
“Jangan berprasangka buruk dulu, Aisyah. Mungkin saja dia lelah menyelesaikan kontrak kerja. Atau sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan lainnya,”
“Pekerjaan apa, Maria? Tender-tender dan kontrak semua aku yang lobi. Aku sudah menghubungi consultan agar tender itu jatuh ke perusahaanku. Aku inikan istrinya. Ngomong dong sama aku kalau dia ada masalah dengan pekerjaan kantor. Kami kan bisa berdiskusi,”
“Kamu yakin dia selingkuh dengan perempuan lain?” tanya Maria penasaran. Aisyah merogo tas sandangnya sambil mengambil sesuatu dari dalamnya. Sebuah parfum cowok. Di dalam kotak itu terselip secarik kertas kecil. Tertulis sebuah inisial, A.
“Aku menemukan ini dari mobilnya, Maria. Parfum ini pasti pemberian gadis itu. Soalnya suamiku tidak pernah membeli parfum, jika aku tidak membelinya. Semua parfum-parfumnya aku yang beli,”
Ponsel Maria berdering. Sebuah sms singkat tertera di reminder ponselnya.
"Halo sayang, kok lama banget sih. Aku udah nunggu lama nih. Farhan."
Maria berusaha menutup ponselnya, lalu memandang Aisyah dengan berat.
"Maafkan aku, Syah." Gumamnya berat.