Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Dua
4
Suka
15,622
Dibaca

DUA

Usiaku genap dua puluh lima tahun.

Kulihat, tentara Republik itu datang lagi ke rumah bersama Kyai Ma'mun dan Kyai Abdullah. Hari ini, kuberi jawaban atas lamarannya dua minggu lalu.

Sebetulnya, aku tidak tahu harus menjawab apa saat itu. Kyai Ma'mun menganjurkanku untuk meminta petunjuk kepada Yang Maha Kuasa.

Aku tidak tahan dengan situasi yang terjadi terhadap diriku. Bagaimana keadaanku sehari-hari. Berjalan jongkok, menunduk saat bicara, hanya di rumah mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Tidak seperti Aminah dan Djajadi, dari anak istri Romo, K.H. Abdul Hasyim, yang pertama, yang diperbolehkan belajar di Europe Larger School, lalu melanjutkan ke sekolah tinggi lainnya.

Aku sebagai anak istri Romo yang kedua, malah diberi tugas untuk memberi makan kuda kesayangan Romo.

"Nduk, kadhosmenopo kendhel?" Suara ibu mengejutkanku.

"Mboten menopo-menopo, Buk," jawabku tersadar dari lamunanku, hampir setiap hari. Hari itu, sambil merapihkan buku dan pena bekal mengaji, aku merenungkan nasibku selanjutnya. Ketimpangan yang kurasakan, membuatku bertekad untuk tidak menjadi istri kedua, seperti halnya ibu.

Saat akan mengaji ke rumah Kyai Ma'mun itulah, aku bertemu dengan tentara Republik. Tatapan kami bertemu tanpa sengaja.

Kini, ia membawaku ke tempat asalnya di daerah Banyumas, tanah yang subur dengan orang-orang ramah yang apa adanya. Keterkejutanku menjadi, ketika seorang wanita membukakan pintu.

"Mas," ujarnya sambil mencium tangan suamiku , tentara Republik itu, kemudian masuk kembali ke dalam rumah.

"Sinten niku, Mas?"tanyaku kepada suamiku.

"Istriku," jawabnya sambil tersenyum.

Catatan :

*Nduk, kadhosmenopo kendhel? : kenapa berhenti, Nak?

*Mboten menopo-menopo, Buk, : tidak apa-apa, Bu,

*Sinten niku, Mas? : Siapa itu, Mas?

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Novel
Gold
Jokowi, Sangkuni, Machiavelli
Mizan Publishing
Flash
Dua
Rifatia
Cerpen
Bronze
Kala Bumi Merajuk
H.N.Minah
Cerpen
Bronze
Jebakan Untuk Wawan
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Tiket Terakhir Ke Surga
Risman Senjaya
Novel
Bronze
Robot
Rama Sudeta A
Flash
Bronze
BAHASA
SURIYANA
Cerpen
Pemakaman Seorang Suami, Bapak Dan Kekasih
Bramanditya
Novel
Bronze
Batu Selomita
YOHS SUWONDO
Novel
Love Scam
Suzash Gribisy Rabbani
Skrip Film
Amelia is Dead
Talitha Desena Darenti
Skrip Film
Awang Mencari Pahlawan
Hendra Purnama
Flash
KADO TERBAIK
Wiji Lestari
Novel
Bronze
Jangan Ambil Surgaku
Ari Keling
Novel
How Does it Feels
Dandi Husni Thamrin
Rekomendasi
Flash
Dua
Rifatia
Flash
TAWA
Rifatia
Skrip Film
Ergo
Rifatia
Skrip Film
Fainéant
Rifatia
Novel
Dita dan Tanja
Rifatia
Flash
Mengundang Tawa
Rifatia
Flash
Dusta
Rifatia
Cerpen
Bronze
Meminta sepuluh menit berharga dalam hidup Anda
Rifatia
Skrip Film
Di Tanah Bahagia
Rifatia
Cerpen
Bronze
Fail - X
Rifatia
Flash
Lukisan Bedhaya Ketawang II
Rifatia
Flash
Lukisan Bedhaya Ketawang (I)
Rifatia